TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Madya Aceh membantah kabar yang menyebutkan air mulai menggenangi kawasan kota.
Menurut Harnizal, selaku tim radio BPBD Aceh, kabar tersebut tidak benar karena dia bersama anggota tim radio BPBD terus memantau keadaan. "Sejak gempa terjadi beberapa jam lalu kami tak menyaksikan air naik ke permukaan," ujarnya kepada Tempo, Rabu petang, 11 April 2012.
Harnizal yang berada di lima kilometer dari bibir pantai membenarkan bahwa masyarakat, terutama yang tinggal di pesisir pantai barat Aceh, panik. Mereka berlarian menuju tempat aman dan ke kota, sehingga lalu lintas kota macet serta laju kendaraan merayap.
"Sejumlah pasien rumah sakit berhamburan keluar gedung untuk menghindari bangunan runtuh. Namun saat kini masyarakat mulai tenang," ujarnya.
Sampai saat ini, tutur Harnizal, listrik PLN di hampir seluruh wilayah kota madya padam. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan listrik, masyarakat setempat menggunakan genset. "Kami menggunakan genset untuk menghidupkan perlengkapan," kata lelaki yang memiliki sandi panggilan radio YL01BEX itu.
CHOIRUL
Berita Terkait
BMKG: Pusat Gempa di Barat Daya Meulaboh
Gempa Aceh, Pasien RS Banda Aceh Dievakuasi
Gempa Susulan 6,5 SR Kembali Terjadi di Aceh
Gempa 8,9 SR, Warga Aceh Berhamburan
Gempa 8,9 SR, Warga Padang Panik
BMKG: Gempa 8,9 SR di Aceh, Potensi Tsunami