TEMPO.CO, Jakarta - Guru di Sekolah Dasar Angkasa IX, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menolak jika buku muatan lokal Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta dikatakan tidak edukatif. Hakim, Wali Kelas 2c, mengatakan, di balik cerita tentang istri simpanan itu terdapat nilai moral yang bisa diambil. Apalagi kisah "Bang Maman dari Kali Pasir" hanyalah cerita rakyat biasa. "Itu, kan, diambil dari cerita rakyat," kata Hakim, 49 tahun, ketika ditemui Kamis, 12 April 2012.
Cerita Bang Maman dan istri simpanan menjadi perbincangan di Twitter sejak pagi, Kamis, 12 April 2012. Kontroversi muncul setelah sejumlah orang tua murid kelas 2 di sekolah dasar di kawasan Jakarta Timur ini kaget saat melihat buku pelajar anak mereka yang bercerita tentang istri simpanan yang sebenarnya tidak lazim dibaca anak-anak.
Cerita mengenai istri simpanan itu terdapat dalam buku latihan soal terbatas yang menjadi bacaan wajib anak SD Angkasa IX Halim Perdanakusuma. Berjudul "Bang Maman dari Kali Pasir" kisah itu tercetak di halaman 30-31. Buku soal itu dibagikan di sekolah dasar naungan Yayasan Ardhya Garini, terbitan PT. Media Kreasi.
Dalam cerita itu, dikisahkan kehidupan Bang Maman, seorang pedagang buah yang memiliki anak bernama Ijah. Dalam cerita tersebut, Bang Maman menikahkan putrinya itu dengan Salim, putra Pak Darip orang kaya di Kali Pasir.
Kemudian, Pak Darip meninggal dan mewariskan kebun yang sangat luas. Salim yang lugu meminta seseorang bernama Kusen untuk mengurus kebunnya. Namun, Kusen dan istrinya malah mengkhianati Salim. Kebun yang luas dijual seluruhnya dan Salim pun jatuh miskin.
Ijah yang telah menjadi istri Salim diminta ayahnya, Bang Maman, untuk menceraikan suaminya itu. Ijah tidak mau dan tetap setia pada Salim. Bang Maman pun menyusun strategi. Dibuatlah skenario adanya wanita lain bernama Patme yang pura-pura mengaku menjadi istri Salim. Patme mendatangi Ijah mengaku istri simpanan. Ijah pun percaya dan akhirnya menceraikan Salim.
Hakim mempertanyakan, sebenarnya orang tua mana yang menyoal isi buku ini. Ia meminta, sebaiknya orang tua membaca dulu ceritanya dengan lengkap sebelum memprotes isi buku ini. " Ada pesan moral di balik buku itu,” ucapnya.
Pihak SD Angkasa IX enggan memberikan keterangan lebih lanjut terkait buku tersebut. “Silakan menghubungi pihak yayasan,” ujar Wakil Kepala Sekolah SD Angkasa IX, Rayani.
SUBKHAN