TEMPO.CO, Bandung - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, setelah Perdana Menteri Inggris David Cameron, ada 40 kepala negara yang dijadwalkan bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam setahun ini. ”Kalau tidak ada madu, tidak mungkin semut berdatangan. Jadi Indonesia ini luar biasa, menarik perhatian begitu banyak pemimpin dunia,” kata dia di Bandung, Kamis, 12 April 2012.
Hatta mengatakan adanya puluhan kepala negara yang berkunjung menemui Presiden SBY menunjukkan keinginan kuat untuk membangun ”comprehensif economic partnership” dengan Indonesia. ”Kita harus akui dan syukuri, bangsa ini mengalami kemajuan pesat,” kata dia.
Dia menuturkan Indonesia sempat mengalami kontraksi ekonomi hingga 13 persen setelah reformasi 1998. Pendapatan per kapita Indonesia semula US$ 1.200, terpangkas kala itu hanya US$ 500 per kapita.
Menurut Hatta, reformasi yang mengubah itu semua, mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini, kata dia, pendapatan per kapita Indonesia sudah menembus US$ 3.554. “Sepertinya lambat, tapi kita menemukan momentum untuk mengakselerasi itu, atau bisa dikatakan ‘we are on the right track’,” kata dia.
Hatta optimistis pertumbuhan ekonomi bisa didorong lebih cepat lagi. Indonesia mematok target pada 2014 nanti, pendapatan per kapita sudah tembus US$5 ribu per kapita, dan pada 2025 sudah US$ 16 ribu per kapita.
Menurut dia, sejumlah lembaga dunia memprediksi Indonesia bakal menjadi 1 dari 6 negara yang menyumbang 50 persen GDP dunia. Posisi Indonesia saat ini, kata dia, berada di posisi 17 negara yang besar penyumbang GDP dunia. ”Itu kerja keras kita semua,” kata Hatta.
AHMAD FIKRI