TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng memastikan akan bersikap netral dalam menyikapi konflik yang terjadi di tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Pemerintah menyerahkan sepenuhnya persoalan ini ke tim rekonsiliasi yang dibentuk konfederasi sepak bola Asia (AFC).
"Kami tidak ingin bertindak sebagai hakim. Kami serahkan pada induk olahraga, yaitu AFC dan FIFA. Kami bersikap netral. Kami mengikuti saja yang mana yang dianggap sah oleh FIFA," kata Andi di Senayan, Kamis, 12 April 2012, "Yang jelas hanya ada satu PSSI."
PSSI saat ini memang terbelah dua. PSSI pertama dipimpin Ketua Umum Djohar Arifin yang terpilih saat kongres luar biasa PSSI di Solo, 9 Juli 2011 lalu. PSSI lainnya adalah PSSI versi La Nyalla Mattalitti yang dipilih dalam kongres luar biasa yang digelar Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) di Jakarta, 18 Maret 2012 lalu.
Kedua PSSI ini sama-sama mengklaim sebagai PSSI yang sah. PSSI kubu Djohar Arifin menyatakan sebagai PSSI yang sah karena diakui FIFA. Sementara itu, kubu La Nyalla Mattalitti berkeras PSSI yang dipimpin Djohar Arifin tak lagi memiliki legitimasi karena telah ditinggalkan oleh dua pertiga anggotanya.
Menteri Andi menuturkan saat ini persoalan tersebut sedang ditangani tim rekonsiliasi yang dibentuk AFC atas perintah FIFA. Dalam waktu dekat tim ini akan bergerak mencari solusi agar dualisme kompetisi dan pengurus bisa diakhiri sebelum tenggat 15 Juni 2012 yang dipatok FIFA. "Task Force (tim rekonsiliasi) akan bertemu dengan PSSI, KPSI, dan pemerintah. Kami siap bertemu untuk menjelaskan posisi pemerintah," katanya.
Pemerintah, kata dia, akan menerima apa pun keputusan FIFA. Namun sampai saat ini pemerintah masih mengakui PSSI yang dipimpin Ketua Umum Djohar Arifin sebagai PSSI yang sah. "Kalau nanti FIFA mengubah pendapatnya tentang yang mana yang dianggap sah sebagai pengurus PSSI, pemerintah juga akan menyesuaikan diri," katanya.
Ia berharap tim rekonsiliasi nanti bisa mengambil keputusan yang jelas tentang mana PSSI yang sah. Ini penting agar sengkarut di tubuh PSSI bisa segera berakhir dan pengurus bisa fokus mengurusi kompetisi dan pembinaan usia dini. "Harapan saya Task Force nanti bisa buat keputusan yang jelas," katanya.
DWI RIYANTO AGUSTIAR