TEMPO.CO, Jakarta - Cerita Bang Maman dari Kalipasir dan Juragan Boing ternyata merupakan bagian dari kurikulum pengajaran Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta. "Memang sudah bagian dari kurikulum Dinas," kata Kiki, 27 tahun, guru mata pelajaran PLBJ Sekolah Dasar Negeri 17 Petang Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada Tempo, Jumat, 13 April 2012.
Meskipun menjadi bagian dari kurikulum, Kiki mengaku tak mentah-mentah menceritakan kisah Bang Maman kepada siswa-siswanya. "Biasanya saya ceritakan garis besarnya saja," ucapnya.
Cerita Bang Maman maupun Juragan Boing biasanya selalu muncul dalam materi ujian. "Jadi, kalau tidak diajarkan, ya salah juga," katanya.
Sebelumnya, Kisah Bang Maman dari Kalipasir sempat heboh di situs jejaring sosial Twitter, Kamis, 12 April 2012 pagi. Cerita Bang Maman berkisah mengenai kehidupan Bang Maman, seorang pedagang buah yang memiliki anak bernama Ijah. Dalam cerita tersebut, Bang Maman menikahkan putrinya itu dengan Salim, putra Pak Darip--orang kaya di Kalipasir.
Kemudian Pak Darip meninggal dan mewariskan kebun yang sangat luas. Salim yang lugu meminta seseorang bernama Kusen untuk mengurus kebunnya. Namun Kusen dan istrinya malah mengkhianati Salim. Kebun yang luas dijual seluruhnya dan Salim pun jatuh miskin.
Ijah yang telah menjadi istri Salim diminta ayahnya, Bang Maman, untuk menceraikan suaminya itu. Ijah tidak mau dan tetap setia pada Salim. Bang Maman pun menyusun strategi. Dibuatlah skenario adanya wanita lain bernama Patme, yang pura-pura mengaku menjadi istri Salim. Patme mendatangi Ijah dan mengaku sebagai istri simpanan. Ijah pun percaya dan akhirnya menceraikan Salim.
SUBKHAN
Berita Terkait:
Biem Benyamin: Tak Ada 'Bang Maman' di Betawi
'Bang Maman' di Buku SD, Diknas Kecolongan
Kontroversi Istri Simpanan di Buku Kelas 2 SD
Kisah Bang Maman, Penerbit Buku Anak Diminta Sensitif
Pantaskah 'Bang Maman dan Istri Simpanan' di Buku SD?
Bang Maman Tak Punya Simpanan di Kembangan
Sikap Sekolah Soal Kisah Bang Maman