Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Putri Belgia Khawatir Ancaman Kebal Obat Malaria

image-gnews
Menlu Marty Natalegawa (kanan) menerima kunjungan kehormatan  Putri Astrid dari Belgia (kiri) selaku Special Representative of the Roll Back Malaria Partnership di gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, Jumat (13/4). ANTARA/Widodo S. Jusuf
Menlu Marty Natalegawa (kanan) menerima kunjungan kehormatan Putri Astrid dari Belgia (kiri) selaku Special Representative of the Roll Back Malaria Partnership di gedung Pancasila, Kemenlu, Jakarta, Jumat (13/4). ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta- Putri Astrid dari Belgia menyatakan salah satu tantangan terbesar dari pemberantasan malaria di Indonesiaadalah masalah resistensi obat malaria. "Ini ancaman utama bagi kelangsungan pengendalian dan eliminasi malaria di Asia Pasifik, khususnya Indonesia." kata dia saat ditemui di konferensi pers di Hotel Aryaduta Jumat, 13 April 2012.

Ia mengatakan di beberapa dekade ini resistensi obat malaria banyak obat malaria yang kehilangan kemanjurannya akibat resistensi. Sementara menurutnya, sebagian besar negara-negara epidemis malaria tidak memiliki pilihan lain jika obat malaria saat ini tidak lagi manjur. "Ini tragedi yang sulit dibayangkan," katanya. Keadaan ini ia katakan dapat menyebabkan sekitar 216 juta orang per tahun di dunia terinfeksi malaria tanpa memiliki pilihan pengobatan lain.

Berdasarkan data World Health Organization, resistensi terhadap artemisinin (obat malaria) telah muncul terlebih dahulu di Kamboja dan Thailand. artemisinin sendiri dikenal sebagai terapi kombinasi (arteminisinin based combination therapies) yang paling manjur dalam mengobati falciparum malaria.

Menurut Perwakilan WHO untuk Indonesia Khanchit Limpakarnjanarat, salah satu hal paling penting yang harus segera dilakukan saat ini adalah melakukan pencegahan sedini mungkin resistensi tersebut. "Jika pencegahan resistensi gagal, banyak negara akan kehilangan cara untuk menyembuhkan malaria," kata Limpakarnjanarat pada kesempatan yang sama.

Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan Rita Kusriastuti mengatakan, banyaknya kasus resistensi obat malaria di Indonesia dibebaskan gaya berobat yang tidak rutin oleh si sakit. Beberapa temuan kasus resistensi terjadi saat si sakit tidak meminum obat malaria  hingga habis.

"Mereka minum obat beberapa kali, dan ketika sudah merasa lebih sehat mereka berhenti minum obat," kata dia. Akibatnya, parasit penyebab malaria hanya tertidur sementara dan demam malaria hanya berhenti beberapa hari saja. Sesudah itu, penderita malaria kembali sakit dan kebal dengan obat malaria sebelumnya.

Penyebab lain resistensi, kata dia, adalah karena banyaknya dokter senior di daerah-daerah kantong malaria tidak memberikan obat arteminisinin terbaru. Dokter tersebut tetap memberikan obat jenis lama yang sebenarnya telah kebal di tubuh penderita. Sehingga dosis yang berlebihan oleh obat lama malah membuat pasien tambah kebal dengan obat malaria.

"Karenanya Kementerian Kesehatan memerlukan kerja sama dengan berbagai instansi untuk mensosialisasi obat malaria jenis baru," kata Rita. Obat tersebut ia katakan telah diproduksi di dalam negeri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, obat tersebut merupakan arteminisinin jenis baru yang didapat dari penelitian peneliti Indonesia. Ia menjelaskan dalam penemuan obat tersebut, Indonesia lebih unggul dari negara lain karena berhasil menemukan obat yang mujarab untuk mengatasi resistensi obat.

Ia mengatakan obat tersebut telah diedarkan ke seluruh wilayah Indonesia. "Jadi tidak boleh ada alasan dokter tidak memberikan obat jenis baru dengan alasan tidak ada stok," ucapnya.

Rita menjelaskan obat tersebut telah disediakan oleh dinas kementerian provinsi di gudang obat daerah. Sehingga setiap daerah ia memastikan dapat mengakses obat tersebut.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan Indonesia telah mengalami penurunan jumlah penderita malaria setiap tahunnya. Data tersebut menjelaskan pada 2005 per 1000 penduduk memiliki indeks 4,1 penderita malaria. Sedangkan pada 2011 angka tersebut turun menjadi 1,75. Artinya, setiap 1000 orang penduduk terdapat 1,75 penderita malaria.

Kementerian Kesehatan sendiri menargetkan pada 2030 angka tersebut dapat turun menjadi 1. Program eliminasi tersebut dimulai dari Pulau Jawa pada 2015; Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi pada 2020; dan terakhir di Pulau Papua dan Nusa Tenggara pada 2030. 

RAFIKA AULIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Dinas Kesehatan Sorong Selatan Temukan 47 Kasus Malaria pada Januari-Maret

13 hari lalu

Nyamuk malaria (Reuters Photo/Paulo Whitake
Dinas Kesehatan Sorong Selatan Temukan 47 Kasus Malaria pada Januari-Maret

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sorong Selatan, Marthina Atanay, mengatakan seluruh kasus malaria tersebut sudah ditindaklanjuti puskesmas setempat.


Universitas Jember Tambah 8 Guru Besar, dari Matematika sampai Ilmu Akuntansi

59 hari lalu

Pengukuhan delapan Guru Besar baru Universitas Jember, Senin, 29 Januari 2024. Foto: Humas Universitas Jember
Universitas Jember Tambah 8 Guru Besar, dari Matematika sampai Ilmu Akuntansi

Universitas Jember targetkan tembus 100 guru besar pada 2028.


6 Risiko Kesehatan yang Bisa Dilihat dari Golongan Darah

12 Januari 2024

Petugas melakukan pengecekan golongan darah di PMI  Kediri, Jawa Timur  (22/12). Menjelang Natal dan Tahun Baru, stok darah ada 236 kantong, hanya cukup untuk lima hari mendatang. ANTARA/Arief Priyono
6 Risiko Kesehatan yang Bisa Dilihat dari Golongan Darah

Satu hal yang tidak bisa Anda ubah adalah golongan darah yang jadi salah satu faktor krusial penentu kesehatan.


Yang Perlu Diperhatikan saat Bepergian ke Tempat Rawan Malaria

26 November 2023

Nyamuk malaria (Reuters Photo/Paulo Whitake
Yang Perlu Diperhatikan saat Bepergian ke Tempat Rawan Malaria

Berikut informasi mengenai malaria dan tindakan pencegahan yang perlu diambil ketika bepergian ke daerah yang umum terjadi kasus malaria.


Bedah Kunyit: Kandungan Senyawa hingga Manfaatnya

14 September 2023

Ilustrasi Kunyit. shutterstock.com
Bedah Kunyit: Kandungan Senyawa hingga Manfaatnya

Kunyit salah satu tanaman obat yang paling banyak digunakan karena mengandung beberapa khasiat farmakologi.


Mengenal Robot Pengusir Nyamuk buatan Mahasiswa UGM

14 Agustus 2023

Nyamuk Anopheles (Pixnio.com)
Mengenal Robot Pengusir Nyamuk buatan Mahasiswa UGM

Musim kemarau mengundang banyak nyamuk, bagaimana cara mengusirnya? Inilah terobosan robot pengusir nyamuk buatan mahasiswa UGM.


Kabupaten Jayapura Gelar Jambore Kader Siaga Malaria

28 Juli 2023

Kabupaten Jayapura Gelar Jambore Kader Siaga Malaria

Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi kinerja kader Siamal.


Kasus Malaria di AS, Berhubungan dengan Perubahan Iklim?

17 Juli 2023

Nyamuk malaria (Reuters Photo/Paulo Whitake
Kasus Malaria di AS, Berhubungan dengan Perubahan Iklim?

Para ilmuwan masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah kasus malaria di AS berkaitan dengan perubahan iklim


Malaria dan Nyamuk Anopheles, Seluk-beluk Penularan dan Lainnya

16 Juli 2023

Malaria Masih Mengancam
Malaria dan Nyamuk Anopheles, Seluk-beluk Penularan dan Lainnya

Selama menggigit, nyamuk betina Anopheles yang terinfeksi parasit Plasmodium, pencetsus Malaria, dapat mentransmisikan parasit tersebut ke manusia.


Malaria Sergap Amerika Serikat, Bagaimana Kasus Itu Mengganas di Florida dan Texas

14 Juli 2023

Nyamuk malaria (Reuters Photo/Paulo Whitake
Malaria Sergap Amerika Serikat, Bagaimana Kasus Itu Mengganas di Florida dan Texas

Kasus malaria muncul kembali di Amerika Serikat, ancaman yang tak terduga menjelajahi negeri.