TEMPO.CO , Yogyakarta: Maraknya aksi geng motor yang belakangan merambah Jakarta membuat musisi Glenn Fredly membayangkan sesuatu yang menyeramkan. “Yang menyeramkan itu jika sesuatu yang biasanya hanya dilihat di film-film, sekarang sudah jadi kenyataan di jalanan sehari-hari,” kata Glenn ketika ditemui Tempo di Yogyakarta Jumat malam 13 April 2012.
Soal geng motor, mantan suami artis Dewi Sandra itu membacanya sebagai situasi dampak sosial yang sudah kian tak bisa dikendalikan lagi oleh pemerintah melalui aparat penegak hukumnya. “Aksi dalam film itu akhirnya jadi beneran karena daya dukungnya semua ada,” kata musisi yang kini aktif dengan gerakan budaya Voice from the East (Vote) itu.
Daya dukung itu, kata Glenn, adalah menumpuknya persoalan hidup yang terjadi di masyarakat yang belum diselesaikan pemerintah. Mulai dari pengangguran, lapangan kerja terbatas, sampai penegakan hukum yang angin-anginan. “Ya sudah, numpuk semua dan mepet orang akhirnya mencontoh di film,” katanya.
Terlebih, Jakarta saat ini masih menjadi satu sentra utama distribusi uang di Indonesia. Jika distribusi kesejahteraan tak merata pada semua elemen dan kepentingan, maka satu persoalan kecil bisa membesar menjadi konflik.
“Kalau tak diselesaikan, Jakarta seperti tinggal menunggu bom waktu saja,” katanya.
Penyerangan oleh sekelompok orang bersepeda motor di sekitar Pasar Genjing, Jalan Pramuka, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat dinihari, 12 April 2012, memakan korban jiwa. Anggi Darmawan, 19 tahun, meninggal setelah mengalami pendarahan di kepalanya akibat pukulan benda tumpul.
PRIBADI WICAKSONO