TEMPO.CO , Bandung - Gempa dari wilayah perairan barat daya Banten pada Ahad dini hari pukul 02.26 WIB berasal dari zona subduksi atau pertemuan lempeng Indo Australia dengan lempeng Eurasia. Untungnya lindu hanya menggetarkan dengan kekuatan 6 skala Richter. Lebih dari 7 hingga 8 skala Richter jika kedalaman sumber gempanya dangkal, dampak gempa besar megathrust bisa menimbulkan tsunami dan menghancurkan bangunan. Ahli gempa menduga ada potensi bencana itu.
Dari data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, pusat gempa Banten berada di kedalaman 10 kilometer. Lokasinya berada di 95 kilometer barat daya Pandeglang, 134 kilometer barat daya Lebak, 162 kilometer barat daya Cilegon, dan 216 kilometer barat daya Jakarta. Namun gempa tersebut tak menimbulkan ancaman tsunami.
Pakar gempa dari Geoteknologi LIPI Bandung, Danny Hilman Natawidjaya, mengatakan dengan kedalaman gempa 10 kilometer lokasi sumber gempanya diperkirakan berada di zona subduksi, tapi tidak dekat dengan garis patahan. “Bukan dekat sana karena kedalamannya dangkal,” ujarnya, Ahad, 15 April 2012. Gempa Aceh beberapa hari lalu, kata Danny, ada kemungkinan menjadi efek pemicu gempa Banten pada bagian patahan yang bergerak.
Adapun pakar gempa dari ITB, Irwan Meilano, punya data dan analisis berbeda. Dari data USGS dan pemantau gempa di Jerman, kedalaman sumber gempa Banten lebih dari 10 kilometer. Kisarannya 40-60 kilometer lebih. “Soal kedalaman sumber gempa memang tidak mudah didefinisikan. Tapi melihat lokasi dan mekanismenya, sekitar kedalaman 40 kilometer,” katanya. Dari indikasinya berupa guncangan gempa yang terasa hingga ke Jakarta dan Bekasi, ia yakin kedalaman sumber gempa lebih dari 10 kilometer.
Titik sumber gempa itu masih berada di atas lempeng Indo Australia yang masuk ke bawah lempeng Eurasia. “Terjadi di ujung utara dari bidang kontak dua lempeng tersebut. Cirinya terlihat dari arah jurusan gempa yang di atas 300 derajat dan mekanismenya sesar naik atau thrust,” katanya.
Gempa serupa dari daerah perairan barat daya Banten itu, ujar Irwan, pada 2010 pernah terjadi 4 kali, sedangkan pada 2011 muncul lagi pada 12 Januari dan 30 Desember. Irwan dan pakar gempa sejawat menduga ada potensi ancaman gempa besar (megathrust) dari kawasan itu.
ANWAR SISWADI