TEMPO.CO, Jakarta - Neta S. Pane selaku ketua organisasi Indonesia Police Watch (IPW) mengatakan saat ini ada kecenderungan polisi membiarkan geng motor itu berkeliaran. Menurut dia, ini terlihat dari bertambahnya lokasi aksi geng motor.
"Pembiaran itu terlihat dari data yg dihimpun IPW. Tahun 2009 di wilayah Polda Metro ada 20 lokasi balapan liar. Kini, 2012, ada 80 lokasi. Terbanyak di Tangerang 21 lokasi," kata Neta di siaran persnya, Minggu 15 April 2012.
Dari 80 lokasi yang berkembang akibat dibiarkan oleh polisi, ada enam titik panas yang kerap digunakan geng motor untuk beraksi. Keenam titik panas itu yakni Warung Buncit, Rawapanjang Bekasi, Kemayoran, Klender, Asia Afrika, dan bundaran Pondok Indah.
Keenam titik tersebut menjadi langganan geng motor karena memiliki karakteristik jalan lurus yang panjang, memiliki tikungan tajam, variasi tanjakan-turunan, dan terkadang dipenuhi truk serta kontainer. Sebagai contoh, Warung Buncit dipilih karena memiliki variasi tikungan tajam, turunan, dan tanjakan.
"Di lokasi-lokasi tersebut bursa taruhannya cukup mengejutkan, yakni Rp 1 Juta hingga Rp 5 Juta. Sedangkan di pinggiran Jakarta antara Rp 100 Ribu hingga Rp 1 Juta. Jika memakai joki, pasar taruhan bisa mencapai Rp 5 Juta sampai Rp 25 Juta," kata Neta.
Terakhir, Neta mengatakan bahwa di lokasi-lokasi tersebut IPW mendata ada 3 perilaku buruk geng motor. Adapun ketiga perilaku buruk itu adalah balapan liar, judi (taruhan), dan tawuran (pengeroyokan) seperti yang dialami seorang anggota TNI AL di Kemayoran.
ISTMAN MP
Berita Terkait:
Waspadai 80 Titik Rawan Geng Motor di Jakarta
Kasus Geng Motor, Pengemudi Yaris Masih Gelap
Kontras Kecam Aksi Geng Motor Makassar
Polisi Bantah Membiarkan Geng Motor
Ada Kesamaan Ciri dan Modus Pelaku Geng Motor
Pesona Baturraden Menantang Penghobi Downhill