TEMPO.CO, Bandung - Menurut Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan, pengusaha yang sukses apabila pernah mengalami banyak ujian, termasuk ditipu orang.
”Karena jadi pengusaha yang baik itu adalah pengusaha yang pernah ditipu orang,” kata Dahlan Iskan di hadapan ribuan pengusaha mikro di Graha Tirta Siliwangi, Bandung, Ahad, 15 April 2012.
Dalam acara yang diselenggarakan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) itu Dahlan didapuk menjadi motivator bagi para pengusaha kecil binaan PT Permodalan Nasional Madani yang bergerak di sektor pembiayaan dan jasa manajemen bagi kelompok usaha mikro kecil dan menengah.
Sebelum membagi tip itu, Dahlan sempat meminta peserta yang membawa balita untuk naik di atas panggung. Puluhan orang yang hadir mendukung anak kecil ramai-ramai naik pangung.
”Saya lihat tadi kira-kira 80 persen yang hadir di sini usianya masih muda-muda, berarti ada beberapa kemungkinan. Ada yang mungkin baru belajar berusaha, ada yang mungkin baru dapat peluang berusaha, ada yang mungkin sudah pernah berusaha (lalu) gagal (dan) terus berusaha lagi,” kata Dahlan.
Selepas itu, Dahlan baru membagi tipnya. Pertama, kata dia, berusaha atau berdagang itu tidak bisa diajarkan. ”Itu prinsip yang saya yakini, berusaha itu hanya bisa ditularkan, tidak bisa diajarkan, kalau Anda bergaul tiap hari dengan orang yang berusaha, Anda akan ketularan berusaha. Kalau tiap hari bergaul dengan orang politik akan jadi politikus, dan seterusnya,” kata dia.
Untuk tip kedua, Dahlan punya cara unik membaginya. Pertama, dia meminta semua pengusaha yang pernah tertipu untuk maju ke atas panggung. Ada delapan peserta ”gathering” yang maju naik panggung berdiri bersama Dahlan. ”Bapak sekalian inilah contoh pengusaha yang pernah ditipu orang, saya memuji mereka yang pernah ditipu ini karena tidak putus asa,” kata dia.
Para pengusaha yang pernah tertipu itu lalu diminta Dahlan menceritakan pengalamannya. Macam-macam kisahnya. Ada penjual lotek yang tertipu Rp 400 ribu karena dijanjikan mendapat kulkas jika bersedia membeli 4 bungkus permen, hingga ada yang kehilangan semua omzet yang dikumpulkan selama bertahun-tahun jadi pengusaha karena barang jualan yang dikirim tidak dibayar.
Satu hal yang sama dari cerita mereka, rata-rata usahanya kini berkembang lebih maju. ”Ini yang hebat dari teman-teman ini, mereka tidak putus berusaha meskipun sudah pernah ditipu, tapi tetap jadi pengusaha,” kata Dahlan. ”Karena inti berusaha itu ulet, tidak putus asa, dan tidak mengenal lelah.”
Karena itu, dengan nada guyon, agar semua perserta gathering usahanya tambah maju, Dahlan mendoakan semuanya secepatnya ditipu orang. Sontak, ucapan Dahlan ini memancing ger-geran. ”Jangan, Pak,” teriak peserta menimpali doa itu.
Dahlan tetap kukuh pada pendapatnya. Dia beralasan, bagi pengusaha, ditipu merupakan salah satu perjalanan hidup yang harus dilaluinya. ”Lebih baik Anda saya doakan ditipu sekarang, ketika Anda masih kecil, daripada ditipu orang ketika sudah jadi pengusaha besar,” kata dia. ”Yang saya pengin orang itu harus belajar agar tidak ditipu orang, tapi ditipu itu penting,” kata pemilik usaha kelompok Jawa Pos ini.
Menurut Dahlan, ada pelajaran yang bisa dipetik dari pengalaman itu. Di antaranya, mengetahui jenis orang seperti apa yang bisa dipercaya, dan mana yang sama sekali tidak bisa dipercaya. ”Pengusaha itu istimewa. Kalau semua orang gampang putus asa, nggak ada yang bisa jadi pengusaha,” kata dia.
Selepas itu, Dahlan mengatakan Indonesia membutuhkan 18 juta orang pengusaha mikro kecil dan menengah. ”Kita perlu 18 juta orang yang kira-kira seperti yang hadir sekarang ini untuk Indonesia ini bisa maju, jangan diperkirakan Indonesia itu maju kalau ada pengusaha-pengusaha besar, itu penting juga,” kata dia. ”Negara kita akan masuk golongan negara yang kelas menengahnya tumbuh dengan pesat.”
AHMAD FIKRI