TEMPO.CO , Cartagena: Empat ledakan bom di Kolombia menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang akan membuka Konferensi Tingkat Tinggi Amerika, kemarin.
Dua ledakan kecil terjadi di Kota Cartagena, lokasi penyelenggaraan konferensi yang dihadiri 30 pemimpin negara Amerika Utara dan Amerika Selatan tersebut. Insiden ini terjadi beberapa jam sebelum Obama tiba di Cartagena.
Sedangkan dua ledakan lainnya terjadi di dekat Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ibu Kota Bogota. Kedua insiden ini berlangsung pada Jumat malam waktu setempat.
"Ledakan terjadi di dekat terminal bus dan dekat supermaket. Tidak ada korban jiwa dan terluka. Serangan ini juga tidak menimbulkan kerusakan di lokasi kejadian,” kata Kepala Kepolisian Kolombia Jenderal Rodolfo Palomino. Serangan tersebut juga tidak mengganggu makan malam kenegaraan antara Obama dan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos pada Jumat malam.
“Ada kemungkinan hal ini upaya kelompok gerilyawan menentang kedatangan Obama,” ujar sumber militer Kolombia. Wilayah Bogota dan kota-kota lainnya kerap dilanda serangan gerilyawan, terutama Pemberontak Revolusioner Kolombia (FARC) sejak puluhan tahun lalu.
Skandal memalukan turut menghantam Obama dalam kunjungannya kali ini. Sebanyak 12 anggota Secret Service alias Pasukan Pengamanan Presiden dipulangkan paksa pada Kamis lalu. “Ada tuduhan penyimpangan perilaku terhadap mereka,” tutur juru bicara Secret Service, Edwin Donovan. Mereka langsung diganti oleh tim lainnya untuk pengamanan Obama.
Berdasarkan berita yang dilansir Washington Post, Kepala Asosiasi Penegakan Hukum Aparatur Negara Jon Adler mengatakan tuduhan penyimpangan perilaku itu terkait dengan satu agen yang meminta jasa pelacur di Cartagena.
Konferensi Amerika dijadwalkan akan berlangsung hingga hari ini. Obama membawa rencana perdagangan dengan negara tetangganya untuk memperbaiki perekonomian Amerika. Tapi isu menarik yang akan dibahas adalah usulan negara-negara Amerika Latin tentang legalisasi narkotik. Mereka juga akan membicarakan soal Kuba, yang tidak pernah diikutsertakan dalam KTT ini.
AP | THE GUARDIAN | REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI