TEMPO.CO, Jakarta - Novel Sepatu Dahlan mulai digodok sejak pertengahan Januari 2012 lalu. Penulisnya, Khrisna Pabichara, menuturkan proses penggarapannya mulai dari diskusi di tingkat tim kreatif hingga meminta izin pada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
Ide pembuatan Sepatu Dahlan menurut Khrisna berawal dari sosok Dahlan yang menarik. Alasan itulah yang membuatnya diundang oleh tim kreatif penerbit Noura. "Mereka melihat sosok Dahlan menarik dinovelkan," katanya saat dihubungi pada Sabtu malam, 14 April 2012.
Perbincangan di tataran ide itu berlangsung pada pertengahan Januari 2012. Setelah matang, Khrisna bersama tim penerbit menghubungi mantan Direktur Utama PT PLN itu sekitar akhir bulan Januari lalu. "Kami bertemu Pak Dahlan saat olahraga di Monas pada subuh. Ngobrol berlanjut di kantornya," dia menuturkan. Dahlan setuju dengan rencana pembuatan novel itu.
Awal Februari 2012 lalu Khrisna mendapat kesempatan wawancara dengan Dahlan, di rumahnya di Surabaya. "Saya menginap tiga hari dua malam untuk wawancara sejak masa kecil hingga remaja," ujar Khrisna.
Untuk menghidupkan cerita masa kecil CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network itu, Khrisna juga mewawancarai adik kandung Dahlan, Ahmad Zainuddin, serta teman sekolahnya dulu. Tak hanya mengandalkan wawancara, Khrisna juga menapaki jalan yang dulu selalu dilewati Dahlan kecil dari rumah menuju sekolahnya sepanjang 6 kilometer.
Khrisna mengatakan tidak menemui banyak kesulitan selama menyusun novel Sepatu Dahlan. Kendala yang ada, kata dia, hanyalah saat bertemu dengan salah satu teman SD Dahlan yang sudah tua, sehingga tidak lancar saat diwawancarai dan kondisi tempat sudah tidak lagi sama, misalnya daerah sekitar sumur Soco sudah berubah. "Kalau kondisi tempat tidak lagi sama, saya wawancara orang di sekitar tempat itu," ujarnya.
Novel yang diprediksi sekitar 350 sampai 360 halaman itu nantinya akan dibagi dalam 32 subjudul. Fokus cerita pada sepatu dan sepeda. "Pak Dahlan nanti akan memberi catatan kecil setengah halaman di novel itu," kata Khrisna.
Menurut Khrisna, novel Sepatu Dahlan bukanlah novel biografis karena unsur fiksinya juga kuat. Latar tempat dan waktu, nyata. Tapi, ada cerita yang difiksikan. "Menurut saya ini novel yang terinspirasi kisah hidup Dahlan," ujarnya.
RINA WIDIASTUTI
Berita lainnya:
Senin, Dahlan Iskan Bakal Jualan Kartu e-Toll Lagi
Menikmati Es Durian di Jalan Pulau Karam
Mengintip & Mencicip Wine Salak
Shah Rukh Khan Dinterogasi Pejabat AS Dua Jam
Dirut Garuda Dukung Dahlan Iskan
Bondan & Fade 2 Black Dukung Pak Raden