TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian masih kesulitan menangkap para pelaku penembakan misterius di Papua. Juru bicara Markas Besar Kepolisian Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan salah satu kesulitan berkaitan faktor geografis lokasi penembakan berupa pegunungan dan hutan. Para pelaku bisa melarikan diri dan bersembunyi dalam waktu singkat.
"Mereka hilang 10 menit saja, sudah pasti tidak bisa dikejar," Saud di kantornya, Senin, 16 April 2012.
Baca Juga:
Menurut Saut, para pelaku memiliki pola penyerangan tiba-tiba dan cepat. Setelah menyerang, mereka langsung masuk ke dalam hutan yang lebat dan menghilang. Personel polisi yang tak terlalu mengenal medan akan sangat sulit mengikuti atau mengejar para pelaku.
Sebelumnya, terjadi penembakan di dua tempat berbeda di wilayah PT Freeport. Penembakan pertama mengarah ke iringan mobil pengangkut air bersih milik Freeport di mile 26 sekitar pukul 11.15 waktu setempat, sedangkan penembakan kedua terjadi pukul 16.27 di mile 36. "Tak ada korban luka," kata Saud.
Kesulitan lain, kata Saut, karena jumlah saksi kasus penembakan sangat minim. Sebagian besar hanya berdasarkan keterangan korban selamat. Barang bukti kerap tak cukup menjelaskan profil pelaku. "Penembakan di wilayah PT Freeport sering di daerah-daerah yang jauh dari pos jaga," kata Saud.
Dalam peristiwa ini, kepolisian hanya memiliki barang bukti mobil pengangkut air bersih yang berlubang akibat tembakan yang tembus ke kaca bagian belakang.
FRANSISCO ROSARIANS