TEMPO.CO, Jakarta - Belum seminggu, sudah dua duta besar menumpang kereta commuter line. Keduanya adalah Duta Besar Amerika Serikat Scott Marciel dan Duta Besar Korea Selatan Young Sun Kim.
Sekretaris Perusahaan PT Kereta Commuter Jabodetabek (KCJ), Makmur Teheran, mengakui saat ini kereta memang tengah disorot banyak pihak, termasuk pihak asing. "Di negara maju mana pun kereta menjadi tulang punggung sehingga terus jadi pusat perhatian," ujarnya, Senin, 16 April 2012.
Pada Kamis, 12 April 2012, Duta Besar Amerika Serikat Scott Marciel naik kereta rel listrik dari Stasiun Gambir ke Bekasi. Scott memilih kereta karena dia berpendapat kereta merupakan kendaraan tercepat ke Bekasi. Selama di dalam gerbong yang berjalan, Scott terlihat nyaman dan luwes mengobrol dengan penumpang lain.
Dan pada hari ini, Senin, 16 April 2012, Duta Besar Korea Selatan, Young Sun Kim, naik kereta dari Jakarta ke Bogor. Kereta singgah sepuluh menit di Stasiun Bogor lalu kemudian kembali ke Jakarta. "Young belum pernah mencicipi kereta Indonesia," kata Makmur yang ikut mendampingi duta besar tersebut.
Menurut Makmur, selama Young naik kereta, obrolan berkutat sekitar kereta Indonesia. "Ia menanyakan berapa jumlah stasiun, berapa jumlah kereta, bagaimana penumpang," katanya.
Young tidak menginspeksi, juga tidak membandingkan kereta Indonesia dengan kereta di negara asalnya. "Ia benar-benar ingin mencicipi, itu kunjungan biasa," tutur Makmur.
Lantaran kereta sedang menjadi fokus perhatian banyak pihak, pihak PT KCJ gencar melakukan pembenahan diri. Gerbong kereta ditambah 218, sehingga total gerbong saat ini 604 unit. Jumlah perjalanan yang tadinya 444 perjalanan per hari menjadi 531 perjalanan per hari.
"Semua dilakukan karena kebutuhan masyarakat terhadap kereta meningkat," kata Makmur. Per tahun, jumlah penumpang mengalami kenaikan 7 juta atau sebesar 5-6 persen.
MUHAMAD RIZKI