Akhir April, Mobil Esemka Ulang Uji Emisi  
Reporter: Tempo.co
Editor: Tempo.co
Senin, 16 April 2012 09:37 WIB
Teknisi membongkar mesin mobil Esemkan di Solo Techno Park, Senin (5/3). TEMPO/Ukky Primartantyo
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Surakarta – Mobil rakitan pelajar sekolah menengah kejuruan di Surakarta, Esemka Rajawali, saat ini dalam penyempurnaan pasca-kegagalan uji emisi di Balai Termodinamika, Motor, dan Sistem Propulsi (BTMP), beberapa waktu lalu. Rencananya, akhir bulan ini, Esemka akan kembali dibawa ke Serpong, Jawa Barat, untuk uji ulang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat uji emisi di BTMP, akhir Februari lalu, Esemka mendapat angka 11,63 g/km untuk karbon monoksida (CO) dari standar 5 g/km. Kemudian, untuk hidrokarbon (HC) + nitrogen oksida (NOx), angkanya sebesar 2,69 g/km dari ambang batas, 0,70 g/km.

Wakil Wali Kota Surakarta Hadi Rudyatmo mengatakan penyempurnaan hampir selesai dilakukan. Penyempurnaan meliputi pengurangan bobot, penggantian komponen electronic control unit (ECU), dan pemasangan catalytic converter.

Bobot mobil juga mereka pangkas. Sebab, bobot berpengaruh pada gas buang. Untuk mobil SUV berkapasitas 1.500 cc, berat standarnya adalah 1,2 ton. Sedangkan saat ini berat Esemka mencapai 2,2 ton. Salah satu penyebabnya, ketebalan bodi Esemka mencapai 1,2 milimeter, melebihi ketebalan seharusnya, 0,7-0,8 milimeter.

ECU yang baru, kata Rudy, lebih canggih dan dilengkapi catalytic converter untuk mengurangi emisi gas buang. Perangkat ini mampu mengubah zat hasil pembakaran, seperti hidrokarbon dan karbon monoksida, menjadi zat yang lebih ramah terhadap lingkungan. "Mobilnya sudah hampir siap. Akhir April, uji emisi lagi di Jakarta," katanya kepada Tempo, Minggu, 15 April 2012 kemarin.

Sebelum dibawa ke Serpong, menurut Rudy, mereka akan kembali melakukan uji emisi mandiri di Bengkel Tiga Dara di Sukoharjo. Uji emisi mandiri akan dilakukan pekan depan.

Direktur Pelayanan dan Pengembangan Solo Techno Park Gampang Sarwono mengatakan ECU yang baru mereka impor dari Cina. "Itu alat buatan Jerman, tapi kami beli di Cina agar harganya lebih murah," katanya. Dengan ECU buatan Jerman ini, menurut dia, teknisi lebih mudah mengatur buangan bahan bakar, sehingga memenuhi syarat ambang batas.

Gampang mengatakan tempat untuk uji emisi mandiri sebelum mobil dibawa ke Serpong tidak berubah, tetap di Bengkel Tiga Dara. Alasannya, di Jawa Tengah, hanya bengkel itu yang mempunyai alat uji emisi, meskipun sederhana.

UKKY PRIMARTANTYO

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi