TEMPO.CO, Washington - Bos Bank Dunia yang baru, Jim Yong Kim, akan memprioritaskan liberalisasi pasar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tiap negara. "Pertumbuhan yang berbasis kinerja pasar akan menambah lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat kemiskinan di seluruh dunia," kata dia kepada BBC, Selasa 17 April 2012.
Menurut dia, saat ini pengentasan kemiskinan menjadi isu sentral yang harus dipecahkan seluruh pemerintahan di dunia. Pertumbuhan yang dibangun berdasarkan produktivitas, pengolahan modal, serta kapasitas sumber daya manusia, menurut dia, menjadi hal paling nyata yang harus diwujudkan setiap negara.
Sebagai Presiden Bank Dunia, Kim juga mengatakan bahwa dia akan mempertimbangkan kekhasan budaya dan kehidupan sosial dari berbagai negara untuk memastikan bahwa berbagai proyek yang dijalankan lembaganya mencapai hasil. "Jika kita bisa beradaptasi dengan hal itu, saya pikir, proyek yang kita jalankan bisa sukses," ujarnya.
Jim Young Kim, Rektor Darmouth College Amerika Serikat, terpilih jadi Presiden Bank Dunia yang baru. Ia akan menggantikan pemimpin lama, Robert Zoellick, yang akan pensiun 1 Juli 2012. Kim, 52 tahun, adalah Presiden Bank Dunia keturunan Asia pertama sejak 1945.
Dibanding bos Bank Dunia sebelumnya yang berasal dari kalangan diplomat, ekonom, atau politikus, profil Kim terbilang menyegarkan. Ia adalah dokter yang sering berkiprah di negara berkembang dan amat konsen pada penuntasan penyakit TBC dan HIV/AIDS.
Kim menduduki posisi ini setelah dipilih dalam forum pertemuan Dewan Bank Dunia di Washington, Senin, 16 April 2012. Pria kelahiran Seoul, Korea Selatan, yang lama tinggal di Amerika itu mengalahkan kandidat terkuat, Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala. Okonjo-Iweala didesak mundur karena berpotensi menimbulkan perpecahan di antara negara-negara anggota. Padahal wanita itu sudah mengumpulkan 19 persen suara.
FERY FIRMANSYAH