TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih tim nasional U-23, Aji Santoso, menerima sanksi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) berupa larangan mendampingi tim dalam empat pertandingan internasional dan denda CHF 6.000 (enam ribu franc Swiss) atau sekitar Rp 60 juta dengan lapang dada. Aji menganggap sanksi itu sebagai pelajaran pribadi untuk perkembangan karier sepak bolanya ke depan.
“Itu pelajaran penting buat perjalanan karier saya,” kata Aji Santoso melalui pesan pendek, Selasa, 17 April 2012.
Kabar soal sanksi FIFA itu, kata Aji, pertama kali disampaikan manajer timnas, Fery Kodrat. Saat ditanya mengenai beban denda CHF 6.000, menurut mantan pelatih tim PON Jawa Timur itu, akan ditanggung sepenuhnya oleh PSSI.
“Kebijaksanaan pengurus. Mereka (pengurus) yang akan menyelesaikan,” kata Aji.
Sanksi FIFA kepada mantan kapten timnas itu merupakan buntut dari pernyataan yang dilontarkan Aji di tengah-tengah pertandingan Bahrain-Indonesia di Stadion Nasional Bahrain di Kota Manama pada 29 Februari lalu. Saat itu Aji, yang diperbantukan menjadi pelatih sementara timnas senior di pertandingan terakhir Grup E Pra-Piala Dunia 2014, dinyatakan FIFA melontarkan kata-kata, “Uang terlibat di sini”, yang ditujukan kepada perangkat pertandingan.
Aji pun kemudian dikartumerahkan wasit Andre Haddad di menit ke-75. Sesaat setelah dikartumerah, Aji sempat enggan meninggalkan lapangan sebelum kemudian berhasil ditenangkan ofisial tim Indonesia lain.
Sanksi kepada Aji Santoso itu diputus FIFA dalam rapat Komite Disiplin tanggal 23 Maret 2012. Keputusan itu lalu disampaikan kepada PSSI pada 30 Maret 2012 melalui faksimile. PSSI, melalui Direktur Legal Finantha Rudy, kemarin menyatakan menerima sanksi Badan Sepak Bola Internasional itu dan tidak melakukan banding karena masih menunggu hasil investigasi FIFA terkait dugaan 'jual-beli' pertandingan.
Jika dalam putusan investigasi nanti FIFA menemukan ada indikasi 'jual-beli' pertandingan, PSSI baru akan menggugat balik melalui Pengadilan Arbitrase Internasional untuk Olahraga (CAS).
ARIE FIRDAUS