TEMPO.CO, Surakarta - Maskapai Trigana Air Service belum berani terbang lagi ke Bandar Udara Mulia di Puncak Jaya, Papua, setelah insiden penembakan pada 8 April 2012. Saat itu, pesawat Trigana Air yang mendarat di Bandara Mulia ditembak orang tak dikenal.
Komisaris Trigana Air Service Triputra Yusni Prawiro mengaku hingga kini masih belum berani masuk ke Puncak Jaya. “Kami masih meragukan masalah keamanan, meskipun bandara sudah dibuka kembali,” katanya kepada wartawan di Surakarta, Rabu, 18 April 2012.
Pihaknya memilih menunggu keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Jika sudah mendapat lampu hijau, tentu pihaknya akan segera terbang kembali ke Bandara Mulia.
Dia sendiri mengakui pentingnya penerbangan ke Puncak Jaya. Sebab, selama ini penerbangan yang dilakoni Trigana Air ke Puncak Jaya membawa kebutuhan masyarakat, seperti bahan pokok, minyak tanah, dan solar.
Jika tidak ada yang mau terbang ke Puncak Jaya, maka masyarakat di Puncak Jaya akan kesulitan mendapatkan bahan makanan pokok. “Kami sendiri berharap bisa segera terbang, tapi itu tergantung hasil evaluasi KNKT dan perkembangan keamanan di sana,” dia menambahkan.
Biasanya Trigana Air membawa logistik dari Sentani ke Wamena. Lantas dari situ diterbangkan ke berbagai daerah di Papua dan Papua Barat, termasuk ke Puncak Jaya. Dia mengatakan penerbangan logistik tersebut memang tidak ada jadwal khusus. Penerbangan mengacu pada ada tidaknya logistik yang diangkut dan kondisi di lapangan seperti cuaca dan keamanan.
Manajer Pemasaran Trigana Air Service Tatang Surya menambahkan penerbangan yang dihentikan hanya dari Wamena tujuan Puncak Jaya. “Rute lainnya masih kami layani seperti Jayapura-Wamena dan Jayapura-Dekai,” katanya.
Dia mengatakan dengan tidak adanya penerbangan ke Puncak Jaya, maka stok logistik masyarakat akan menipis. Pihaknya juga belum berani memutuskan kapan terbang kembali ke Puncak Jaya untuk mengirim logistik. “Kami sendiri berharap secepatnya, misalnya bulan depan,” ujarnya.
UKKY PRIMARTANTYO