Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Polisi Makassar Tahan Nelayan Cirebon  

image-gnews
Payang (perahu motor tradisional) nelayan pulang dari melaut, di pantai Pasie Sabalah, Kec.Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar. ANTARA/Iggoy el Fitra/ss/nz/12.
Payang (perahu motor tradisional) nelayan pulang dari melaut, di pantai Pasie Sabalah, Kec.Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar. ANTARA/Iggoy el Fitra/ss/nz/12.
Iklan

TEMPO.CO, Makassar - Aparat Direktorat Kepolisian Perairan (Dit Polair) Polda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) menahan dua kapal nelayan asal Cirebon, Jawa Barat, Senin, 16 April 2012, pukul 09.20 Wita di perairan Sapuka, Kabupaten Pangkep. "Mereka ditangkap bukan karena pelanggaran menangkap ikan karena mereka punya izin. Pelanggarannya karena menangkap penyu yang merupakan satwa dilindungi," kata Direktur Dit Polair Polda Sulselbar Komisaris Besar Hari Sanyoto, Rabu (18 April 2012).

Total ada 24 awak kapal yang berada dalam kapal itu. Kini polisi baru menetapkan dua tersangka, masing-masing nakhoda kapal, yakni Taryono bin Wanem, 50 tahun, selaku nakhoda KM Sinar Samudra 1 dan Daryo bin Ratih, 37 tahun, selaku nakhoda Selat Makassar Barat. Keduanya ditangkap kurang lebih 2 mil sebelah selatan Pulau Sapuka, Kabupaten Pangkep.

Dari pelaku, polisi menyita berbagai barang bukti, yakni 25 kilogram daging penyu yang sudah dikeringkan dan dua kapal nelayan beserta dokumen kapal. Atas perbuatannya, kedua nelayan itu akan dijerat Pasal 40 ayat (2) juncto Pasal 21 ayat (2) huruf a dan b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Mereka diancam hukuman pidana maksimal lima tahun penjara dan denda maksimal Rp 100 juta.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersangka dan saksi, diketahui kapal itu tujuan utamanya untuk menangkap ikan pari dengan menggunakan jaring. "Tapi, saat diangkat, jaringnya ada pula penyu. Pelanggarannya, karena mereka tak melepas penyu itu. Dia tangkap dan diperdagangkan dengan cara dipotong lebih dulu dan dikeringkan," ujarnya.

Hari menyebut, pihaknya masih menyelidiki dan akan mengembangkan kasus tersebut. Tak menutup kemungkinan jumlah tersangka bertambah. Polisi akan mencari tahu dugaan adanya pemodal bagi para nelayan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementera itu, nakhoda KM Selat Makassar Barat, Daryo, membantah bahwa dirinya memperdagangkan penyu itu. Ia menangkap penyu itu untuk konsumsi pribadi dan rencananya bakal dibagikan kepada nelayan pulau yang merupakan awaknya. Di dalam kapalnya ditemukan 10 kilogram daging penyu yang sudah dikeringkan. Sisanya, 15 kilogram, berada di kapal yang dikemudikan Taryono. "Memang saya tangkap, tapi tidak diperdagangkan," ujar pria kelahiran Desa Petakon, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ini.

Dia juga membantah menangkap ikan hiu seperti yang dikabarkan sebelumnya. "Hanya ikan pari dan kami kantongi izinnya," ujarnya. Daryo mengaku sudah berlayar untuk memancing ikan sekitar 70 hari lamanya. Sebelum ke perairan Sulawesi, awaknya terlebih dulu ke perairan Kalimantan. Adapun tangkapannya berupa ikan pari sudah cukup banyak, sekitar 10 ton.

TRI YARI KURNIAWAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

19 jam lalu

Ilustrasi Sabu. TEMPO/Amston Probel
Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

6 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

10 hari lalu

Ilustrasi nelayan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.


Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

18 hari lalu

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam acara Pertemuan Nasional Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial di Kantor KKP, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang
Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.


Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

28 hari lalu

Dua orang anak bermain di lokasi  kapal mengangkut imigran etnis Rohingya yang mendarat di pantai desa  Ie Meule, kecamatan Suka Jaya, Pulau Sabang, Aceh, Sabtu 2 Desember 2023.  Sebanyak 139 imigran etnis Rohingya terdiri dari laki laki,  perempuan dewasa dan anak anak menumpang kapal kayu kembali mendarat di Pulau Sabang, sehingga total jumlah imigran di Aceh tercatat  sebanyak 1.223 orang. ANTARA FOTO/Ampelsa
Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka


Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

30 hari lalu

Delapan awak kapal WNI di  kapal kargo di Taiwan, 28 Oktober 2022. (ANTARA FOTO/FAHMI FAHMAL SUKARDI)
Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.


Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

31 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.


Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

31 hari lalu

Sejumlah perahu nelayan tertambat di dermaga Cilaut Eureun, Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, (1/1). TEMPO/Prima Mulia
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Laut Selatan, Nelayan Sukabumi Terdampar di Garut

Polairud Polres Garut yang sedang mencari seorang nelayan setempat kini ketambahan mencari seorang lagi asal Sukabumi sesama korban gelombang tinggi.


Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

32 hari lalu

Penjabat Bupati Garut Barnas Adjidin meninjau daerah yang terdampak gelombang tinggi dan angin kencang di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/3/2024). ANTARA/HO-Diskominfo Garut
Angin Kencang dan Gelombang Laut Tinggi, Nelayan Garut Tak Bisa Melaut

Angin kencang dan gelombang laut tinggi mengakibatkan sejumlah nelayan Garut, Jawa Barat, tak bisa melaut. Karena dinilai dapat membahayakan jiwa.


Kapal Pencari Ikan Terbalik di Perairan Selayar, 24 Nelayan Belum Ditemukan

36 hari lalu

Sejumlah penyelam melakukan proses penenggelaman Kapal Angkatan Laut (KAL) Tabuhan II-5-25 di Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis 25 Januari 2024. Tiga kapal yakni KAL Tabuhan, Patkamla Baluran dan Patkamla Mustaka yang usianya sudah tua dan tidak efektif lagi untuk melaksanakan tugas operasi pengamanan, ditenggelamkan oleh Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi di kawasan Pantai Bangsring sebagai upaya mendukung konservasi yang dijadikan rumah bagi biota laut. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Kapal Pencari Ikan Terbalik di Perairan Selayar, 24 Nelayan Belum Ditemukan

Basarnas masih mencari 24 penumpang kapal Dewi Jaya 2 yang terbalik di perairan Selayar sejak Sabtu dinihari 9 Maret 2024.