TEMPO.CO, Jakarta - Agen khusus Federal Bureau of Investigation (FBI), Amerika Serikat, Francis Pallegrino, menyebut Abu Bakar Ba’asyir sebagai tokoh Jemaah Islamiyah di Indonesia. "Ba’asyir menjadi pemimpin Jemaah Islamiyah selama bertahun-tahun,” kata Francis melalui penerjemahnya dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Barat hari ini, Kamis, 19 April 2012. Francis juga menyatakan Umar Patek bagian dari Jemaah Islamiyah.
Lebih lanjut Francis mengatakan mendapat info bahwa Patek anggota Jemaah Islamiyah dari beberapa anggota organisasi tersebut. Di mata para anggota Jemaah Islamiyah, Patek adalah sosok penting yang dikenal sebagai pembuat bom. Berdasarkan kesaksian Francis, Patek mempelajari pembuatan bom di Afganistan. Kemudian ketika kembali ke Indonesia Patek membagikan ilmunya kepada rekan-rekannya. Patek juga mengajarkan pembuatan bom kepada para anggota Jemaah Islamiyah di Filipina.
Berbagai peristiwa yang ada di Indonesia, kata Francis, merupakan ulah Jemaah Islamiyah. Gagasan pemboman di Indonesia datang dari Muklas. Sedangkan Jemaah Islamiyah menjadi pelaksana dan dana operasional pemboman berasal dari Hambali yang dikenal sebagai pelaku Bom Bali. Saling keterkaitan ini juga membawa nama Patek sebagai salah satu pelaku Bom Bali, kata Francis, yang mendapatkan info tersebut dari Ali Imron.
Menurut Francis, Patek mengikuti sebuah pertemuan sebelum peledakan Bom Bali. Pertemuan itu terjadi pada bulan Agustus 2002, tapi tidak di Bali. Francis sendiri tidak ingat dengan lokasinya. Patek sendiri mulai menjadi bagian penyelidikan FBI sejak 2000. “Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat juga menetapkan Jemaah Islamiyah sebagai kelompok teroris,” kata Francis. Penetapan tersebut dilakukan tak lama setelah peristiwa Bom Bali.
MARIA YUNIAR