TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Suryadharma Ali mengungkapkan, saat ini ada tiga maskapai penerbangan yang akan berbagi tugas melayani jemaah haji, yakni Saudi Airlines, Garuda Indonesia Airways, dan Batavia Air.
Dengan demikian, kini tidak hanya Garuda yang melayani penerbangan jemaah haji. “Lion Air dan Air Asia tidak mengembalikan berkas pendaftaran tender. Kalau Saudi Arabia, sepertinya wajib diikutsertakan karena kita menganut asas resiprokal. Jadi, kalau kita kirim WNI ke suatu negara, maskapai penerbangan dari negara tersebut diberi kesempatan berpartisipasi," kata Suryadharma di kantor Presiden kemarin.
Saudi Airlines kelak akan melayani 48 persen jemaah, sementara sisanya sebanyak 52 persen dibagi untuk maskapai nasional. Namun belum diputuskan berapa banyak porsi untuk Batavia dan Garuda.
Begitu pula, komponen biaya penerbangan Indonesia-Arab Saudi-Indonesia belum diperhitungkan. Sebagai gambaran, tahun lalu biaya perjalanan pulang-pergi rata-rata sebesar US$ 2.020.
Menteri Agama menjelaskan, dia akan menemui pemerintah Saudi agar pada musim haji tahun ini pemerintah Indonesia dapat meminta tambahan kuota 30 ribu orang. Tahun lalu, Indonesia cuma mendapat tambahan kuota 10 ribu dari kuota dasar yang sebanyak 211 ribu. Sehingga jumlah anggota jemaah haji yang bisa diberangkatkan mencapai 221 ribu orang.
Baca Juga:
“Jangan bilang pemerintah membiarkan antreannya terlalu panjang dan tidak mengusahakan antrean diperpendek. Pemerintah sudah sangat cerewet kepada pemerintah Arab Saudi. Yang penting, diusahakan," kata Suryadharma.
ARYANI KRISTANTI