TEMPO.CO , Jakarta-Gubernur Fauzi Bowo mengatakan peletakan batu pertama pembangunan proyek mass rapid transit (MRT) akan dilakukan di Lebak Bulus, 26 April 2012. Jalur MRT ini kelak akan mengubah infrastruktur transportasi di Lebak Bulus.
Terminal bus dan angkutan kota harus dipindahkan. Sedangkan terminal antar kota antar provinsi (AKAP) akan dihilangkan. "(Terminal) Yang antar kota pasti hilang," kata Gubernur di Balaikota Jumat, 20 April 2012. Namun penghilangan terminal AKAP baru akan berlaku pada saat terminal Lebak Bulus sudah berpindah.
Baca Juga:
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan pembangunan MRT pada tahap awal belum akan mengganggu lalu lintas dan operasional Terminal Lebak Bulus. "Itu baru ground breaking, belum mengganggu lalu lintas dan belum mengganggu terminal," katanya kemarin.
Namun, Udar tak menyangkal jika jalur MRT akan dihilangkan dari Lebak Bulus. Bus yang menuju Lebak Bulus akan dipindahkan melalui Terminal Kampung Rambutan. Terminal Lebak Bulus akan dipindahkan ke bekas stadion. Namun waktu pemindahan ini belum dipastikan.
Pembangunan proyek ini diprotes penduduk. Maret lalu, puluhan warga yang mengatasnamakan Warga Jakarta Selatan Lebak Bulus-Sisingamangaraja unjuk rasa di kantor PT MRT Jakarta di Gedung Wisma Nusantara, Jakarta Pusat. Mereka menuntut jalur MRT dibangun di bawah tanah. Mereka khawatir proyek itu akan mengganggu bisnis di sepanjang jalan yang dilalui MRT. Mereka juga menilai jalur layang MRT di Fatmawati berpotensi menimbulkan kekumuhan.
Baca Juga:
Pemprov DKI menyatakan masih menerima masukan dari warga. Gubernur menganggap protes itu tidak bermaksud negatif. "Mereka yang keberatan di Fatmawati, sebenarnya tidak ada niat untuk merugikan siapapun."
Gubernur mengatakan sosialisasi proyek MRT harus lebih intensif. Harga tanah di jalan yang akan dilintasi MRT tak akan turun nilainya. "Yang jelas kita harus mengedepankan kepentingan rakyat banyak."
ANGGRITA DESYANI