TEMPO.CO, Makassar-Anak-anak yang bergabung dalam geng motor umumnya berasal dari keluarga mapan atau orangtuanya punya jabatan. Selebihnya pemuda pengangguran. Sosiolog dari Universitas Hasanuddin Profesor Tahir Kasnawi mengatakan anak-anak bergabung dengan geng motor karena merasa tidak terurus dalam lingkungan keluarga. Seperti, karena kesibukan orang tua dan ketidakharmonisan keluarga membuat anak memberontak.
“Sebagai pelampiasannya, mereka melalui jalan keras yakni membangun kebersamaan dengan bergabung di geng motor. Mereka akan merasakan kesenangan dalam komunitas keras itu,” kata Kasnawi saat dihubungi Tempo, Kamis 19 April 2012.
Umumnya mereka masih di bawah usia yang dianggap dewasa. Ini menunjukkan orang tuanya tidak punya hubungan fungsional terhadap anaknya.
Biasanya bila anggota geng motor yang berasal dari keluarga pejabat dan terlibat kasus pidana, cepat dibebaskan. "Aparat tidak tegas menindak mereka karena dari keluarga yang punya kedudukan. Sehingga mudah dibebaskan,” kata Kasnawi menjelaskan.
Beberapa waktu lalu, Ibrahim, mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) tewas dikeroyok anggota geng motor di Jalan Sungai Saddang Baru. Korban mengalami sejumlah luka serius. Kepala bagian belakang Ibrahim robek dihantam benda tumpul, tangan korban juga terkena anak panah. Salah satu anggota geng motor yang diduga terlibat dalam pengeroyokan itu adalah anak anggota Dewan Sulawesi Selatan.
SAHRUL
Berita lain:
Ini Geng Motor Paling Ditakuti di Jakarta-Bandung
Inilah 4 Oknum TNI Geng Motor Pita Kuning
Polisi : Tidak Sulit Tangkap Pelaku Geng Motor
Kasus Geng Motor, Kaitan Penembakan dengan 'Pita Kuning' Diselidiki
Kasus Geng Motor, Kawan Kelasi Arifin Diperiksa
Atasi Geng Motor, Perlukah Ada Satuan Khusus?
Kasus Geng Motor, Albert Tak Ingat Penyerang Arifin
Polisi: Penangkapan Geng Motor Tunggu Waktu