TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono memerintahkan pengusutan kasus kekerasan geng motor yang melibatkan prajurit militer dipercepat. "Panglima mengatakan harus dipilih dan dipilah, yang salah katakan salah, yang benar katakan benar," kata juru bicara Markas Besar TNI, Laksamana Pertama Iskandar Sitompul, kepada Tempo, Sabtu 21 April 2012 kemarin.
Menurut Iskandar, dugaan keterlibatan empat prajurit TNI Angkatan Darat telah dimunculkan oleh Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Waris, dua hari lalu. Mereka anggota pasukan Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) VI Tanjung Priok, Jakarta Utara, yakni Sersan Dua Yogi Pramana, Sersan Dua Jaka Trima, Prajurit Kepala Mazuri, dan Prajurit Satu M. Khotibul Imam. Soal keterlibatan prajurit TNI Angkatan Laut, masih diusut oleh Polisi Militer AL.
Kelasi Satu Arifin Siri tewas akibat pengeroyokan di Pademangan, Jakarta Utara, pada 31 Maret 2012 lalu. Joshua Raynaldo Radja Gah, 21 tahun, dijadikan tersangka dalam kasus itu. Pengeroyokan ini diduga memicu serangkaian kekerasan oleh gerombolan berambut cepak dan mengendarai sepeda motor, yang menyebabkan dua orang tewas dan belasan orang lainnya terluka pada 7-8 April dan 13 April 2012 lalu.
Penyerangan pada 7 April 2012 dilakukan di SPBU Shell, Jalan Danau Sunter Utara, Jakarta Utara. Dalam peristiwa ini, seorang tewas dan dua lainnya luka berat. Sedangkan pada 8 April, penyerangan terjadi di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, yang membuat empat orang menderita luka bacok.
Pada 13 April 2012, ratusan pria itu bergerak dari kawasan Tanjung Priok-Warakas-Salemba-Pramuka. Aksi mereka menyebabkan delapan orang terluka dan satu orang tewas, yakni Anggi Darmawan. Dugaan bahwa mereka tentara muncul dari saksi yang menyaksikan aksi yang terakhir.
Anggota Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat, Tjahjo Kumolo, mengusulkan dibentuk tim investigasi untuk mengusut dugaan adanya sejumlah anggota TNI yang meresahkan masyarakat. Ia ingin pembentukan tim dan pertemuan dengan petinggi TNI tetap digelar walau DPR sedang reses sampai 13 Mei 2012 nanti.
Ia meminta DPR membentuk tim investigasi dan menyelenggarakan rapat kerja secepatnya dengan Panglima TNI, Kepala Staf TNI, serta Kapolri dalam masa reses ini. "Masak DPR membiarkan pembunuhan warga sipil secara brutal seperti itu?" ujarnya.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini pun mengaku menerima kabar bahwa, dalam peristiwa 13 April 2012, sekitar 200 prajurit TNI AD dan AL berkumpul di Monumen Nasional. Mereka memakai pita kuning dengan wajah dicoret warna putih seperti siap berperang. Rombongan lalu bergerak ke tujuh titik dari Warakas, Jakarta Utara, sampai ke Jalan Pramuka, Jakarta Timur.
Mereka, kata Tjahjo, menghajar siapa pun remaja yang ditemuinya. Di Salemba, Jakarta Pusat, anak penjual teh botol tewas setelah dianiaya karena ikut lari ketika mereka datang. “Kabar ini perlu dicek kebenarannya.”
Iskandar menyatakan institusinya belum bisa memastikan kebenaran kabar yang diperoleh Tjahjo. “Praduga tak bersalah harus dikedepankan,” kata Iskandar.
MUNAWWAROH | JOBPIE S
Berita Terkait:
Sebelum Beraksi, Geng Motor itu Kumpul di Monas?
Solidaritas TNI di Balik Aksi Geng Motor
Ada Operasi Abu-abu Geng Motor
Tersangka Baru Pengeroyok Kelasi Arifin Pelajar
Polisi Buru Empat Pengeroyok Arifin
Kasus Geng Motor, Satu Tentara Kena Sanksi Pidana