TEMPO.CO , BANDUNG:—Potongan daging ayam dan jamur menumpuk di atas mie berwarna hijau. Kuah berwarna cokelat kemerahan menggenang, tapi tak menenggelamkan potongan sawi dan sepasang bakso di pinggir mangkuk. Begitu masuk suapan pertama, sensasi makanan itu langsung terasa. Pedas, tapi bikin ketagihan.
Itulah mie bakso kuah rica, racikan andalan Mie Hijau Maheswari di Jalan Rereng Wulung nomor 9 Sukaluyu, Bandung. Tak seperti resep aslinya yang kasar seperti bumbu belado, racikan rica yang cukup menyengat itu berbentuk cair.
Walau begitu, ada saja pembeli yang menambahkan sambal lagi. Padahal kuah rica standar di mangkuk itu saja sudah cukup menghangatkan badan setelah hujan besar turun di daerah sekitar Jalan Surapati itu.
Sepasang pembeli, Negin Anjani, 24 tahun, dan Rizki Eka Pratama, memesan mie kuah rica dan bolognaise panggang saus keju. “Kami suka pedas, dan mienya juga enak, agak terasa sayurnya,” kata Negin. “Favorit pembeli kuah rica itu dan bolognaise panggang,” ujar pembuatnya, Rochmat Darodjat, Sabtu lalu.
Bolognaise panggang itu juga berbahan mie hijau dengan tambahan daging sapi giling di dalamnya. Penutup mangkuk ovalnya berupa lapisan putih cream campuran susu, keju, dan telur. Modelnya seperti pastri penutup zuppa soup.
Mie hijau itu tergolong istimewa. Hanya terbuat dari bahan dasar tepung terigu, warna hijaunya berasal dari jus sayuran caesim. Bahan tambahan adonan lainnya seperti telur, sedikit minyak goreng, dan garam. Rochmat dan istri menyingkirkan tepung tapioka (aci) agar perut konsumen tak kembung.
Selain itu, mie dibuat tanpa bahan pengawet serta vetsin atau MSG (Monosodium glutamat). “Supaya orang tetap sehat,” katanya. Seluruh menu lain, seperti mie bakso kuah, yamin rica, bihun, dengan tambahan ceker, juga tanpa vetsin.
Rasa gurih masih terasa cukup dari campuran garam dan gula. Pilihan ini, kata Rochmat, masih sulit diterima konsumen yang sangat suka masakan gurih. Tapi mantan wartawan foto itu tak kompromi. “Jangan pernah cari vetsin di sini, kami tak sediakan,” katanya.
Bakso pendamping mie hijau memang irit dan seukuran buah duku. Tapi teksturnya lembut karena sengaja dibuat dari daging sapi asli dengan sedikit tepung. Pangsit yang disajikan juga unik, karena terbuat dari tepung dicampur jus caesim.
Tak juga memakai vetsin dan bahan pengawet, pangsit itu cuma tahan sebulan di bungkus plastik. Lebih dari itu, pangsit akan berubah warna dan rasa. Adapun mie hijau berumur singkat, hanya tahan sehari di tempat terbuka atau bisa kuat selama tiga hari jika disimpan di dalam kulkas.
Awalnya, kata Rochmat, mie hijau hanya dibuat mentah untuk pasokan hotel dan rumah makan. Baru pada Januari 2011 mereka menyajikan sendiri. Harganya berkisar Rp 9 ribu-10 ribu. Seporsi mie hijau mentah seberat 75 gram, juga bisa dibeli untuk dimasak sendiri di rumah. Sekantong plastik berisi 14 mie harganya Rp 25 ribu. Tentu lebih sehat dibanding makan mie instan, bukan?
ANWAR SISWADI