TEMPO.CO, Jakarta - Meninggalnya Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo di gunung berapi Tambora, Nusa Tenggara Barat, mengejutkan banyak orang. Saat pendakian, Wamen Widjajono tiba-tiba sesak napas dan pingsan. Wamen Widjajono pun dievakuasi.
Ada belasan video yang beredar di Internet yang menggambarkan suasana pilu evakuasi itu. Salah satu yang terpopuler adalah saat Wamen Widjajono mulai dievakuasi dengan sebuah jip terbuka. Ketika sampai di bawah lalu dokter Windi memeriksanya. Sang dokter harus memeriksa berkali-kali untuk memastikan bahwa Wamen Widjajono benar-benar meninggal. Berulang kali dia menempelkan stetoskop ke dada Widjajono. Sampai akhirnya, dia berkata, "Dia sudah tak ada. Mari baca Al-Fatihah." (Lihat video di bawah)
Kepiluan pun pecah. Orang-orang yang ada di sekitar Wamen Widjajono pun berteriak membaca Al-Fatihah dan bertakbir berkali-kali. Selanjutnya ada kepingan video lain yang menunjukkan Wamen Widjajono dievakuasi dengan helikopter. Wakil Menteri yang berambut gondrong dan bergaya eksentrik ini kemudian dipindahkan ke mobil SUV merah sebelum helikopter datang.
Menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, Widjajono mulai kritis saat di pos 3. Penjaga pos 3 yang mendapat kabar dari pendamping Widjajono menghubungi Surono. "Katanya, kondisi Wamen mulai kritis," ujar Surono.
Kepada Surono, pendamping Widjajono meminta bantuan helikopter dalam waktu 30 menit. Helikopter memang bisa didatangkan dari Sumbawa, tapi tidak dapat mendekat karena kabut tebal. Dengan tandu, tim pendaki pun menurunkan Widjajono di pos 3. Dari sana, Widjajono diboyong menggunakan kendaraan ke pos 1.
CORNILA DESYANA | BS