TEMPO.CO, Jakarta - Ciputra, Pemilik sekaligus perintis perusahaan properti group Ciputra, bermimpi membangun mall kelas dunia di Indonesia. Ia bahkan tak segan membeberkan kisahnya saat pertama kali memprakarsai pembangunan Ciputra World di kawasan Segitiga Emas, Kuningan, Jakarta Selatan.
"Kira-kira 15 tahun lalu, saya merintis proyek ini, Waktu itu saya punya cita-cita agar Jakarta punya satu shopping street yang memiliki gedung-gedung yang berisi tempat belanja dan lainnya,"ujar Ciputra, dalam sambutannya saat Topping Off Ciputra World tahap I, di Marketing Galery Ciputra, Jakarta, Selasa 24 April 2012.
Di kawasan itu, ia bermimpi memiliki area yang dilengkapi jalan besar sehingga bisa menjadi ikon Jakarta dimasa mendatang. "Jalan inilah yang nantinya didatangi turis-turis baik mancanegara maupun domestik,"ujarnya.
Rancana itu tak lepas dari petualangannya mengelilingi kota indah di dunia seperti di Tokyo yang memiliki jalan Harajuku, di Mesir ada Giza dan di Singapura memiliki Orchard road. "Saat itu saya sudah usul ke Pemda DKI untuk Jalan Satrio jadi jalan wisata, dan saya bersyukur diterima oleh Fauzi Bowo," ungkapnya.
Saat ini kawasan jalan Satrio sedang dalam tahap pembangunan jalan layang non tol Kampung Melayu-Tanah Abang yang diperkirakan akan selesai di awal 2013.
Untuk merealisasikan mimpi besarnya, ia awali dengan pembelian tanah di kawasan Kuningan. Di kawasan itu, ia ingin membuat tiga proyek yaitu Ciputra World (CW) I, II, dan III dengan konsep yang berbeda didalamnya. Mulai dari pusat perbelanjaan, kondominium, perkantoran, hotel dan lainnya.
Namun tak disangka badai krisis monoter datang menerjang perekonomian Indonesia pada 1998 yang menyebabkan perusahaannya ikut terimbas. Ia mengakui, rencana proyeknya itu sempat tertunda, Namun kini sudah bisa dimulai kembali.
Menurutnya, setiap proyek mesti dibuat unik agar mendapatkan perhatian pasar. Ia mencontohkan, untuk Ciputra World (CW I), tema yang diberikannya adalah seni. Hal itu berasal dari kebiasaan dirinya yang mengkoleksi lukisan-lukisan. Salah satu lukisan yang banyak dimilikinya adalah karya Hendra Gunawan yang telah dikoleksinya hingga 100 koleksi selama 40 tahun terakhir.
"Tiba-tiba dia jadi terkenal, ada lukisan besar 2x5 meter, tentang Pangeran Diponegoro karyanya saya masih menyimpannya, saya takut rusak dan jangan sampai kebakaran bahkan dicuri, makanya saya simpan dengan baik, Jadi nanti di CW I akan ada museum, art galeri, art show, theater, semuanya unik," tuturnya.
Kemudian, di CW II, terdapat enam tower yang menjadi ciri khas keunikannya adalah terdapat shopping mall, cafe dan resto berbentuk cincin di tengahnya ada taman. Sedangkan, di CW III, yang unik tidak hanya untuk komersial tetapi juga macam-macam fungsi seperti untuk eksisbisi, konferensi, pertunjukan, auditorium, dan ruang serbaguna.
"Orang setuju atau tidak, mall akan tetap ada, tapi harus memenuhi 5E yaitu enterpreneur, entertemen, estetis, edukasi, efektif," kata dia.
JAYADI SUPRIADIN