TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pemberitaan Metro TV, Suryopratomo, menegaskan bahwa keputusan manajemen memberhentikan wartawan mereka, Luviana, tidak terkait isu serikat pekerja. "Masalah Luviana itu berhubungan dengan bonus," katanya, kepada Tempo, Rabu, 25 April 2012.
Suryopratomo bercerita, keuntungan perusahaan Metro TV tahun 2011 lalu cukup bagus. Kondisi itu mendorong pemimpin stasiun televisi berita itu membagikan bonus untuk seluruh karyawan mereka pada Januari 2012 lalu. “Luviana yang menjadi produser program 8-11 Show juga mendapat bonus,” kata Suryopratomo. “Tapi ternyata dia keberatan dengan jumlah bonus yang dia terima,” katanya lagi.
Menurut Suryopratomo, Luviana lalu mencoba membuat demonstrasi dengan mengajak karyawan honorer dan outsourcing. "Dia kira mereka tidak diberi bonus, padahal semuanya kami beri," katanya. Karena itulah, unjuk rasa karyawan tidak terjadi.
Setelah gagal mengorganisir unjuk rasa karyawan, menurut Suryopratomo, Luviana lantas menyatakan pengunduran dirinya secara lisan. Pengunduran diri itu direspon manajemen dengan menempatkan Luviana di bagian HRD.
Suryopratomo menepis tudingan bahwa rencana pemberhentian Luviana terkait dengan upaya wartawan itu membangun serikat pekerja di MetroTV. “Ini masalah bonus. Tidak ada hubungannya dengan serikat pekerja,” katanya berulang-ulang.
Menurut Suryopratomo, Metro TV sudah memulai proses pembentukan serikat pekerja di media itu sejak 1998 silam. Tapi dia mengaku tidak tahu mengapa upaya yang sudah dibangun para karyawan sejak 14 tahun lalu itu tak kunjung berhasil. “Saya tidak tahu, saya baru masuk 2008,” katanya.
ATMI PERTIWI