TEMPO.CO, Jakarta - Siswa-siswa Sekolah Dasar Negeri Karet Tengsin 01, Jakarta Pusat, sudah terbiasa dengan pemandangan gedung-gedung perkantoran yang menjulang tinggi di depan sekolahnya. Tiap pagi, mereka juga sering melihat pegawai-pegawai kantoran yang berkemeja melintasi jalan di depan sekolah.
Namun, hari ini ada yang tidak biasa. Pekerja-pekerja 'kerah putih' itu tidak lagi hanya melintas di jalanan depan sekolah yang terletak di Jalan Karet Pasar Baru Timur itu. Mereka masuk ke dalam kelas-kelas dan mengajar.
"Ada yang tahu apa pekerjaan saya?" tanya Roy Nugroho, Manajer Penjualan PT Microsoft Indonesia, kepada puluhan siswa kelas tiga. Anak-anak itu menggelengkan kepala. Mereka pun hanya mengernyitkan dahi ketika Roy memberi tahu jawabannya dengan mengatakan, "Saya Account Manager di sebuah perusahaan komputer."
Rabu, 25 April 2012, Indonesia Mengajar, sebuah gerakan yang mengirim pengajar-pengajar muda ke berbagai sekolah di pelosok negeri, mengadakan kegiatan bertema "Kelas Inspirasi". Acara ini bertujuan mengenalkan siswa-siswa sekolah dasar kepada profesi-profesi yang beragam. “Tujuannya untuk membuat anak-anak itu berani bermimpi,” kata Chairman Indonesia Mengajar Anies Baswedan kepada Tempo, 25 April 2012.
Kegiatan ini diikuti 200 profesional yang mengambil cuti untuk mengunjungi 25 sekolah dasar di Jakarta. Selama satu jam mereka mengenalkan profesi dan berbagi pengalamannya.
“Yang menjadi tantangan adalah bagaimana menjelaskan profesi saya kepada mereka yang masih di sekolah dasar,” kata Roy. Di kelas, ia memulai dengan menjelaskan bagaimana komputer dibutuhkan di berbagai macam pekerjannya. Kemudian Roy mengatakan bahwa yang ia lakukan sehari-hari adalah membantu orang menemukan program komputer yang cocok dengan kebutuhan pekerjaan tersebut.
“Ternyata satu jam itu waktu yang cukup lama ya,” kata Roy usai mengajar di kelas tiga. Dahinya berpeluh, mungkin karena tegang. Ia mengaku ini adalah pengalaman pertamanya memimpin sebuah kelas di sekolah dasar.
Setelah beristirahat sejenak, Roy harus mengajar lagi selama satu jam di kelas lain. Ia dan profesional lain yang menjadi sukarelawan di ‘Kelas Inspirasi’ dijadwalkan mengajar di tiga kelas hari ini.
Mardi Wu, Direktur Utama PT Nutrifood Indonesia, merasakan pengalaman yang sama dengan Roy. Ia berusaha sesederhana mungkin menjelaskan tugasnya sebagai direktur utama.
“Pekerjaan saya saya sehari-hari adalah memimpin perusahaan,” katanya mencoba menjelaskan profesinya kepada siswa kelas enam. Ia mengatakan, apa yang ia lakukan sehari-hari hampir sama dengan ketua kelas. Bedanya, kalau ketua kelas mengatur 20 orang, ia mengatur dua ribu orang. Siswa-siswa di kelas tersebut sontak merespon, “Wa…..”
Mardi punya pengalaman berkesan saat kecil. Ia, yang bersekolah di kota kecil Bagansiapiapi, Riau, selalu didorong gurunya untuk mencari pengalaman bersekolah di luar daerahnya. “Kalau bisa sampai ke luar negeri,” ujarnya. Dorongan itulah yang membuatnya berhasil meraih gelar Master of Bussiness Administration (MBA) di salah satu universitas di Indianapolis, Amerika Serikat.
Di Kelas Inspirasi, Mardi juga mendorong siswa-siswa untuk belajar dengan rajin agar suatu saat bisa seperti dirinya, memiliki pengalaman ke luar negeri. “Dengan pekerjaan ini, saya juga bisa keliling ke luar negeri. Kalian juga bisa kalau kalian mau,” katanya di dalam kelas.
“Dengan begini, anak-anak bisa termotivasi,” kata Rukdi, Kepala Sekolah SD Karet Tengsin 01. Di sekolah yang ia pimpin, jumlah peserta didik hanya 153 orang. Sebagian besar, menurut Rukdi, berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Ia berharap kegiatan ini bisa menginspirasi siswanya untuk memiliki cita-cita yang beragam, yang selama ini mungkin tidak pernah mereka kenal.
GADI MAKITAN