TEMPO.CO, Jakarta -Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Berlin melakukan aksi walk out, Selasa 24 April 2012 setelah menyampaikan kekecewaan mereka tentang kunjungan kerja anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jerman. Rombongan itu dipimpin Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Hayono Isman.
Pernyataan itu dibacakan Thoriq, Juru Bicara Perwakilan Pelajar itu dalam pertemuan di KBRI di Berlin. Pernyataan itu mewakili PPI Jerman, PPI Berlin, dan Nadhlatul Ulama (NU) cabang Jerman.
Dalam pernyataannya, mereka menyesalkan kunjungan DPR yang tidak berubah dari tahun ke tahun. Mereka menilai kunjungan luar negeri hanya menghamburkan uang negara. Apalagi ada anggota keluarga mereka yang ikut.
"Saya melihat sendiri anggota dewan selalu merepotkan KBRI yang pekerjaannya bukan untuk melayani anggota Dewan dan keluarga," kata Thoriq, salah satu anggota PPI saat membacakan pernyataannya, Selasa 24 April 2012. Rekaman video penolakan itu kini beredar di situs Youtube.
Dalam pernyatannya, mereka mengingatkan soal urgensi kunjungan dan dana yang dihabiskan mencapai Rp 3,1 miliar. Karena dianggap tak urgen, Sugih, juru bicara PPI Lainnya, akhirnya menolak mereka ke Berlin.
Mereka juga meminta anggota DPR itu menjelaskan agenda kunjungan ke luar negeri yang diikuti keluarganya. Termasuk pemakaian biaya yang mencapai Rp 3,1 miliar. "Informasi tersebut harus dipublikasikan paling lambat satu bulan sebelum keberangkatan" kata Sugih." Kami minta melaporkan hasil kunjungan tersebut kepada rakyat melalui situs resmi DPR dan media massa"
Pernyatan sikap itu cukup membuat sejumlah anggota DPR yang hadir di ruangan KBRI terbengong. Namun beberapa diantaranya, seperti Hayono Isman yang memimpin rombongan Komisi I DPR sempat mengangguk-angguk dan tersenyum.
Begitu pernyataan itu selesai dibacakan, para pelajar dan mahasiswa serta aktivis NU Cabang Jerman memutuskan berbondong-bondong keluar ruangan. Mereka meninggalkan rombongan anggota dewan dan keluarganya yang terdiam.
Sejumlah anggota yang turut hadir dalam kunjungan itu antara lain, Tantowi Yahya (Fraksi Partai Golkar), Vena Melinda (Partai Demokrat), Tritamtomo (Fraksi PDIP), Yoris Raweyai (Fraksi Partai Golkar), dan Nurhayati Assegaf (Fraksi Partai Demokrat).
WDA