TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia membantah kecurigaan tiga TKI asal Nusa Tenggara Barat yang ditembak mati di Port Dickson, Negeri Sembilan, telah menjadi korban perdagangan organ tubuh manusia. Menteri Dalam Negeri Malaysia, Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein, mengatakan kecurigaan tersebut sama sekali tidak benar dan hanya akan merusak citra Malaysia di mata dunia.
"Saya membantah perkara ini dan berharap semua pihak sabar menunggu laporan penyelidikan karena ini menyangkut citra negara," katanya seperti yang dikutip dari harian Utusan Malaysia, Jumat, 27 April 2012.
Ia mengatakan, satu delegasi dari Indonesia telah datang ke Malaysia untuk membicarakan masalah tersebut dengan Ketua Polisi Negara, Tan Sri Ismail Omar. "Tidak ada apa pun yang hendak saya tutupi. Ini bukan cara saya dan Malaysia. Jadi, apa yang penting ialah kami tunggu laporan siap sepenuhnya," katanya.
Dalam surat elektroniknya, Direktur Pengamanan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Brigadir Jenderal Bambang Purwanto, menyebutkan tiga TKI itu ditembak oleh lima polisi Malaysia.
Lima polisi Malaysia itu memberondongkan peluru ke arah TKI bernama Herman, 34 tahun, dan Abdul Kadir, 25 tahun, asal Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, NTB, serta Mad Noor, 28 tahun, asal Dusun Gubuk Timur, Desa Pengadangan.
Sebelumnya, mantan Duta Besar RI untuk Malaysia, Da'i Bachtiar, mengatakan kasus ini harus terus dikembangkan, termasuk melaksanakan otopsi ulang. Otopsi ulang dapat membuktikan banyak peluru yang ada di tubuh korban serta mengetahui apakah ada organ tubuh yang hilang.
"Kami akan menemukan berapa peluru yang masuk ke tubuh korban. Kalau ternyata banyak peluru yang bersarang di tubuh korban tentulah itu sangat berlebihan," katanya.
Kerabat ketiga TKI itu, sewaktu melihat jenazah di Rumah Sakit di Malaysia, mengaku melihat jahitan di beberapa bagian tubuh Herman dan Abdul Kadir. Jahitan terlihat ada di dua mata, dada, dan tengah perut secara vertikal dari dada ke pusar.
Diduga mereka juga jadi korban perdagangan organ tubuh. Kamis, 26 April 2012 kemarin Kepolisian Daerah NTB melakukan otopsi ulang terhadap jenazah Herman dan Abdul Kadir. Juru bicara Markas Besar Kepolisian RI Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan polisi sudah mengantongi hasil otopsi.
ANT | ANANDA BADUDU | NIEKE INDRIETTA