TEMPO.CO, Jakarta -- Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Rakyat tidak mempermasalahkan jika ada istri anggota Dewan yang turut serta dalam kunjungan kerja suaminya ke luar negeri. Namun, Ketua Badan Kehormatan Prakoso menggarisbawahi kalau keikutsertaan istri bisa dilakukan dengan biaya sendiri dan bukan dari anggaran kunjungan kerja DPR.
"Bawa keluarga tidak apa, asal ongkosnya tak dibebankan ke biaya dinas," kata Prakoso waktu dihubungi Tempo, Kamis, 26 April 2012.
Dalam kunjungan sepuluh anggota Komisi I ke Jerman, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman dan Berlin, serta Nahdlatul Ulama (NU) cabang istimewa Jerman menolak kedatangan mereka. Kabar ini tersebar setelah seorang pelajar mengunggah video penolakan ke YouTube.
PPI mempertanyakan urgensi studi banding ke Jerman. "Buat apa datang jauh-jauh bawa istri pula, capek-capek, apalagi dengan uang rakyat," katanya. Si pelajar menyatakan kedatangan anggota Dewan yang mengeluarkan dana Rp 3,1 miliar itu rendah urgensi.
"Kami PPI di Jerman bersama dengan PPI Berlin dan Nahdlatul Ulama cabang istimewa Jerman menolak kedatangan Bapak-Ibu bersama keluarga."
Ketika Tempo bertanya ke Prakoso apakah nilai Rp 3,1 miliar adalah biaya yang wajar bagi kunjungan sepuluh anggota Dewan, dia tidak bisa memastikannya. Sebab, Prakoso belum mengetahui secara pasti untuk apa Komisi I ke Jerman.
"Harus saya tanyakan dulu ke Ketua DPR (Marzuki Alie)," kata Prakoso.
CORNILA DESYANA
Berita lain:
Video Anggota DPR ke Ceko, Puisi Kritikan PPI
Video Protes PPI Jerman: DPR Seperti Orang Kampung
Di Berlin, Komisi I DPR ke Pusat Fashion Lafayette
Inilah 10 Anggota DPR yang Ditolak di Jerman
Ke Berlin, Rombongan Anggota DPR Ditolak
DPR Pelesir ke Jerman, Boros Anggaran
BK: Kunjungan DPR ke Luar Negeri Tak Sekali Ditolak
Bawa Keluarga Tugas Luar Negeri, DPR Anggap Itu Biasa
Di Bandara Berlin, Rombongan Anggota DPR 'Rumpi' Tempat Belanja