TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (persero) membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) khusus penjualan bahan bakar minyak nonsubsidi di jalan Arteri Pondok Indah Jakarta Selatan. SPBU ini didirikan sebagai bagian dari kebijakan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi yang rencananya dimulai Mei 2012.
SPBU yang khusus menjual Pertamax, Pertamax Plus, dan solar Pertamina Dex ini diberi kode COCO 31.12204. Menurut Direktur Marketing & Trading Pertamina, Hanung Budya Yuktyanta, pom bensin khusus ini sengaja dibangun di kawasan elite Pondok Indah, Jakarta Selatan, karena masyarakatnya relatif memiliki daya beli tinggi. Selain itu SPBU ini didirikan untuk membangun kesadaran mengurangi konsumsi BBM bersubsidi, terutama untuk pemilik mobil mewah.
"Kami akan membangun beberapa SPBU BBM nonsubsidi di kawasan elite di Jabodetabek," kata dia, Jumat, 27 April 2012.
Menurut Hanung, SPBU elite ini menjadi langkah awal Pertamina untuk mendukung kebijakan pengendalian konsumsi BBM bersubsidi. Konsumsi BBM bersubsidi tahun ini diperkirakan bakal melebihi kuota yang ditetapkan, yakni 40 juta kiloliter. "Anggaran negara bakal membengkak karena ada alokasi dana besar untuk subsidi energi," ujarnya.
Setelah di Pondok Indah, Pertamina akan membangun SPBU nonsubsidi di wilayah elite Bekasi, Cikarang, dan Tangerang. Hingga Mei 2012 Pertamina akan meluncurkan 4 SPBU elite ini di jalan Fatmawati Jakarta Selatan, perumahan Modern Land Tangerang, dan kawasan Lippo Cikarang. "Tahap berikutnya akan bergeser ke kota-kota besar di luar Jabotabek," katanya.
Hanung menilai pembangunan SPBU elite ini efisien untuk mewujudkan program pembatasan subsidi karena tidak membutuhkan investasi. Pertamina hanya merombak tangki Premium dari SPBU yang sudah ada sebelumnya. "Hanya tangki Premiumnya saja yang kami tutup," ujarnya.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Mochamad Harun, mengatakan seluruh SPBU nonsubsidi ini dimiliki Pertamina. Ke depan diharapkan pengusaha swasta pemilik SPBU bisa mengikuti upaya ini. Pertamina pun memberi insentif khusus berupa kompensasi margin keuntungan bagi pengusaha yang mau mendirikan SPBU nonsubsidi. Besaran margin yang ditawarkan mencapai Rp 325 hingga Rp 500 per liter.
"Pengelola SPBU di kawasan elite seharusnya mau memodifikasi gerainya untuk menjual khusus BBM nonsubsidi," kata dia.
ROSALINA