TEMPO.CO, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI berjanji tidak akan melengkapi personelnya di lapangan dengan peluru tajam dalam pengamanan aksi unjuk rasa para buruh pada peringatan Hari Buruh Sedunia, 1 Mei 2012. Hal ini dilakukan sebagai tindakan preventif dan langkah mengurangi korban.
"Di lapangan hanya membawa perlengkapan yang menyangkut pengendalian massa, jadi tidak menggunakan peluru tajam," kata juru bicara Polri, Irjen Polisi Saud Usman Nasution, saat ditemui di kantor Humas Mabes Polri, Senin, 30 April 2012.
Saud menyatakan polisi melaksanakan tindakan preventif dengan mengamankan berbagai tempat yang membutuhkan pengamanan. Kepolisian juga akan melakukan patroli dalam rangka menciptakan situasi aman.
Kepolisian juga tetap akan menindak para demonstran yang melakukan tindakan anarkistis dan melanggar ketertiban. Penindakan ini, menurut Saud, akan sesuai dengan prosedur tetap yang ditentukan. Kepolisian akan menggunakan peluru karet dan gas air mata.
Terhadap massa yang unjuk rasa, Saud mengimbau, untuk tidak membawa benda-benda yang berbahaya. Hal ini disampaikan terkait peristiwa unjuk rasa kenaikan bahan bakar mentah di depan gedung parlemen Senayan. Pada saat itu, beberapa anggota polisi dan wartawan terkena siraman air keras.
FRANSISCO ROSARIANS