TEMPO.CO, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) tengah membidik dua lahan tambang di wilayah Kalimantan Timur. Perusahaan pertambangan ini pun sedang melakukan uji kelayakan untuk kedua tambang tersebut.
Direktur Keuangan Indo Tambangraya Edward Manurung mengatakan tambang yang dibidik setidaknya memiliki cadangan batu bara sebesar 30 juta ton. "Itu juga melihatnya dari kadar kalori dari yang menengah hingga kalori tinggi," kata Edward usai paparan publik di Investor Day, Bursa Efek Indonesia, Rabu, 2 Mei 2012.
Menurut Edward, saat ini perusahaan sedang mencari lahan yang cocok. Setidaknya sejumlah lokasi di sekitar tambang milik Indo Tambang sedang diincar. Pemilihan lokasi itu dapat menghemat anggaran yang dikeluarkan untuk pembangunan infrastruktur.
Dia memperkirakan, nilai akuisisi kedua tambang bisa mencapai US$ 100-200 juta. Jika dananya sebesar itu, sumber dananya bisa diambil dari kas internal. "Jika harga di atas itu, mungkin kami akan mencari dana tambahan dari eksternal," kata dia.
Sejauh ini, perseroan telah memenuhi kebutuhan batu bara dalam negeri (domestic market obligation) mencapai 15 persen, naik dari 9 persen di tahun lalu. Perusahaan menambah pemenuhan dalam negeri karena permintaan yang tinggi.
Tahun ini perusahaan menargetkan produksi batu bara 27 juta ton. Target ini naik tipis dibanding realisasi tahun sebelumnya sebesar 25 juta ton. "Naik tipis karena reserve dari Jorong akan habis, 6 juta ton akhir tahun lalu. Kami berusaha untuk menyeimbangkan produksi karena keterbatasan reserve. Embalut 1,3 juta ton, tahun ini 700 ribu karena masih dalam proses," kata dia.
Sepanjang 2012, menurut Edward, perusahaan menganggarkan belanja modal sebanyak US$ 206 juta. Sementara hingga kuartal satu tahun ini, realisasi belanja modal sebesar US$ 15 juta. "Dana itu sepenuhnya digunakan untuk pengembangan infrastruktur."
SUTJI DECILYA