TEMPO.CO, Bandung -Pemerintah tengah mengembangkan sistem peringatan dini untuk banjir dan kemarau nasional. ”Sekarang sudah dimulai,” kata Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Rabu, 2 Mei 2012.
Prototipe sistem itu sudah dipasang untuk memberikan peringatan dini untuk banjir di wilayah Jakarta. Sistem yang akan dikembangkan di semua wilayah sungai di Indonesia itu pada awalnya akan dipasang di sungai-sungai yang rawan meluap.
Sistem yang dipasang di Jakarta itu akan memantau genangan air lewat permodelan dan kondisi nyata atau real time. ”Intinya semua di analisa, kita tahu di mana ada genangan sebelum physically ke lapangan,” kata Hermanto.
Sistem itu mengkombinasikan pemakaian radar pemantau awan milik BPPT di Serpong yang bisa memantau keberadaan awan dalam radius 100 kilometer. Dengan mengetahui posisi awan itu, bisa diperkirakan lokasi hujan turun berikut intensitasnya. Data itu dikalibrasi dengan sistem telematri pemantauan muka air sungai di bendungan Katulampa, Bogor.
Data-data itu dimasukkan dalam sistem permodelan sungai untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya banjir. ”Nanti akan memberikan peringatan dini, ini akan banjir di sana, kalau sudah tahu akan banjir di sana, dia langsung bisa melakukan langkah-langkah (penanganannya),” kata Hermanto.
Baca Juga:
Sistem itu dikembangkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum bersama Deltares, lembaga penelitian serupa di Belanda, bersama BMKG. Sistem itu, kata Hermanto, akan digunakan di sungai-sungai lain di Indonesia.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Hasanuddin mengatakan, pihaknya sudah memasang stasiun pengamatan tinggi muka air untuk pengembangan peringatan dini dengan memanfaatkan sistem radio dan telemetri. ”Ada 30 stasiun,” kata dia.
AHMAD FIKRI