TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan masih bungkam soal kecurangan dan kebocoran ujian nasional. Pemerintah juga emoh meladeni tantangan Indonesian Corruption Watch untuk menguji tingkat kebenaran bocoran kunci jawaban yang ditemukan ICW. "Sedang kami proses oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan Puspendik," kata juru bicara Ibnu Hamad di Jakarta, Kamis, 3 Mei 2012.
Sebelumnya, Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW Febri Hendri mengaku belum menerima jawaban dari Kementerian terkait kecurangan yang dilaporkannya. Laporan itu sudah dikirimkan ke Kemendiknas sejak Jumat, 27 April 2012 lalu, saat para aktivis antikorupsi itu mendatangi kantor Kemendikbud untuk menyerahkan kunci jawaban ujian nasional matematika tingkat sekolah menengah pertama (SMP) yang bocor sehari sebelum ujian dilaksanakan.
ICW telah menguji kunci jawaban tersebut dan menyatakan tingkat kebenarannya tinggi. ICW kemudian meminta Kementerian untuk menguji bocoran kunci jawaban dan mencocokkannya dengan kunci jawaban soal ujian yang sebenarnya. “Sampai sekarang belum ada hasil verifikasinya,” kata Febri.
Selain meminta hasil verifikasi, ICW juga meminta Kementerian memberikan kunci jawaban ujian nasional versi Kementerian. Kunci jawaban tersebut diperlukan agar ICW bisa mencocokkan sendiri bocoran kunci jawaban dengan kunci jawaban sebenarnya. Hal itu dilakukan untuk mengukur masif tidaknya tingkat kebocoran kunci jawaban dalam pelaksanaan ujian nasional. “Setelah ujian dilaksanakan, kunci jawaban itu adalah informasi publik dan publik berhak mengetahui,” kata Febri.
ANANDA BADUDU