TEMPO.CO, Jakarta – Pemberantasan narkoba di Kampung Ambon tidaklah mudah. Kepala Kepolisian Polda Metro Jaya Untung S. Rajab mengatakan jaringan narkoba di sana terlalu kuat. "Jaringan itu dibangun dari dalam, ada yang terbentuk dari luar,” kata Untung saat diwawancarai Tempo di kantornya, Jumat, 4 Mei 2012.
Puluhan kali kawasan itu sudah dirazia, tapi peredaran narkoba tetap marak. Menurut Untung, untuk bisa membereskan narkoba di sana hingga tuntas, perlu dukungan masyarakat. “Polisi tidak bisa bekerja tanpa bantuan warga kampung itu,” ujarnya.
Jenderal polisi berbintang dua ini mengatakan bahwa penggerebekan di Kampung Ambon yang sukses itu contoh kerja sama polisi dengan warga. Jadi, “Tergantung masyarakat di kampung itu, mereka mau menjadi masyarakat yang dipandang baik atau tidak,” katanya. Upaya razia narkoba di sana itu, lanjut Untung, justru menunjukkan polisi tidak diam.
Kendala lain yang dihadapi, yaitu persoalan klasik: dana terbatas. Padahal, Untung menambahkan, untuk narkoba butuh dana besar, misalnya dana untuk memetakan kampung itu, perlu ada orang yang mengamati wilayah itu berbulan-bulan, memancing pembeli.
Meski demikian, Untung optimistis bisa menumpas jaringan narkoba di Kampung Ambon. “Tentu bisa. Kejahatan itu produk masyarakat, kalau mau kampung itu bersih dari narkoba, ya harus sama-sama terlibat,” katanya. Pemerintah daerah setempat dan tokoh agama juga harus aktif membina mereka.
RINA WIDIASTUTI | ANTON APRIANTO | PRAMONO
Berita terkait:
Tangan Godfather Narkoba di Kampung Ambon
Di Kampung Ambon, Gaji Timbang Narkoba Rp 30 Juta
Kampung Ambon 'Tiarap' Setelah Penggerebekan
Gaji Juru Timbang Narkoba Kampung Ambon Rp 30 Juta
Kampung Ambon, Surga Narkoba bagi Artis & Pejabat
