TEMPO.CO, Ternate - Akibat banjir lahan dingin yang menerjang Kota Ternate pada Rabu dini hari, 9 Mei 2012, sepuluh orang dinyatakan hilang dan 15 orang mengalami luka ringan hingga berat.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara dan BPBD Kota Ternate, banjir lahan dingin itu juga menyebabkan 188 rumah di 11 kelurahan mengalami kerusakan. Sebanyak 15 rumah rusak total, 70 rumah rusak berat, dan 103 rumah rusak ringan.
Selain 10 orang hilang, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyatakan banjir lahar dingin dari Gunung Gamalama itu juga menyebabkan 4 orang tewas.
"Satu orang belum teridentifikasi karena hanya ditemukan bagian paha," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui siaran persnya, Rabu, 9 Mei 2012.
Tiga orang korban jiwa yang sudah terindetifikasi itu adalah Rihan Sangaji (9 tahun), Mildawany Johar (25), dan Sarnawia Hamid (52).
Saat ini jumlah pengungsi mencapai 58 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 284 jiwa. Ada 113 pengungsi yang tinggal di bekas kantor Gubernur Maluku Utara. Sedangkan 171 orang pengungsi lainnya bertahan di aula SMK Negeri 2 Ternate. BNPB mencatat empat jembatan rusak akibat bencana tersebut. Dua jembatan di Desa Daulasi dan Desa Air Tege-Tege rusak total. Sedangkan dua jembatan di STM Kelurahan Dufa-Dufa dan Akesako Kelurahan Akehuda mengalami kerusakan ringan.
BNPB menyatakan data tersebut masih dapat berubah karena proses pendataan di lapangan masih dilakukan. Menurut keterangan BNPB, BPBD Provinsi Maluku Utara, BPBD Kota Ternate bersama TNI dan Polri masih mengevakuasi para korban dan mencari korban hilang. Banjir lahar dingin tersebut terjadi pada dinihari sekitar pukul 02.00 WIT.
Pada malam sebelumnya BNPB mencatat terjadi hujan deras. Banjir lahar dingin terjadi di tiga wilayah sekitar Sungai Tubo hingga Dufa-Dufa. Ketiga wilayah tersebut adalah Kelurahan Dufa-Dufa Kecamatan Ternate Utara, Kelurahan Takoma Kecamatan Ternate Selatan, dan Kelurahan Salahudin Kecamatan Ternate Tengah.
Menurut BNPB, banjir lahar dingin kali ini memiliki skala yang lebih besar dibandingkan banjir serupa tanggal 27 Desember 2011. Hingga saat ini status Gunung Gamalama yang terletak di Pulau Ternate masih dinyatakan waspada.
MARIA YUNIAR