TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Ary Dwipayana, menilai pernyataan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie--yang menuding orang pintar dan perguruan tinggi sebagai biang korupsi--adalah salah arah. "Korupsi itu diciptakan karena ada peluang dalam struktur politik dan hukum yang tak jalan, bukan karena persoalan sekolahnya di mana," katanya kepada Tempo, Selasa 8 Mei 2012 kemarin.
Pernyataan itu disampaikan Ary menanggapi pidato Marzuki dalam acara diskusi ”Masa Depan Pendidikan Tinggi di Indonesia” di kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin 7 Mei 2012. Dalam pidatonya, Marzuki menyebutkan, "Koruptor adalah orang-orang pintar. Mereka bisa dari anggota ICMI, anggota HMI, lulusan UI, UGM, dan lainnya." (Baca: Marzuki Alie Kesandung Pernyataan 'Koruptor' dan Sebut Banyak Koruptor Lulusan UI, Marzuki Digugat)
Ary menilai ucapan Marzuki itu merupakan upaya melawan opini publik terhadap DPR. Citra para politikus Senayan terus melorot karena makin banyak anggota DPR yang terjerat kasus korupsi. "(Ucapan Marzuki) termasuk counter atas kegagalan partai politik yang menjadi bagian utama dari perilaku korupsi itu," ujarnya. Dia meminta Marzuki sebagai Ketua DPR melakukan refleksi, melihat ke dalam DPR dan partainya.
Peneliti Indonesia Corruption Watch, Donald Fariz, mengatakan perilaku korupsi sudah membudaya di kalangan anggota DPR. Dalam catatan ICW, selama lima tahun terakhir banyak legislator Senayan yang terseret kasus korupsi. Yang terekspos luas ke publik sudah lebih dari 40 orang, dan mungkin bakal berlipat seiring dengan penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi. "Perilaku korupsi di DPR saat ini sudah sangat mengkhawatirkan," kata Donald.
Saat ini ada sejumlah kasus yang akan menyeret beberapa politikus. Kasus korupsi Wisma Atlet SEA Games, misalnya, sudah menyeret nama Muhammad Nazaruddin dan Angelina Sondakh sebagai terpidana dan tersangka. Politikus Partai Demokrasi Perjuangan, I Wayan Koster, juga disebut Nazaruddin kecipratan uang korupsi. Tahun lalu ada sederet nama anggota DPR yang terjerat kasus suap mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom.
Donald yakin DPR adalah ladang korupsi. Puluhan anggota Dewan yang diseret hukum saat ini baru sebagian kecil dari banyak anggota DPR yang bermasalah. "Yang terekspos ke publik itu hanya yang kurang beruntung," Donald menambahkan.
Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso menganggap pernyataan Marzuki sebagai cermin kegalauan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat itu atas maraknya kasus korupsi. "(Itu) kegalauan atas maraknya korupsi yang menimpa siapa saja, alumni mana saja," katanya. (Baca: Priyo Budi: Masak Marzuki Ceroboh Gitu)
Menanggapi itu, Ketua DPR Marzuki Alie tidak akan mempersoalkan gugatan dari pengacara publik David Tobing atas ucapan Marzuki yang menyebut bahwa koruptor bisa saja berasal dari organisasi atau perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Biarkan saja, kalau orang nuntut itu biasa saja. Siapapun tak bisa mengadili siapa saja karena pemikirannya," kata Marzuki saat dihubungi Tempo, Selasa, 8 Mei 2012.
Menurut Marzuki, apa yang disampaikan saat menjadi pembicara di UI, Senin 7 Mei 2012 pagi bukan sesuatu yang tendensius. "Saya memang diminta mengkritisi prilaku korupsi." (Baca: Digugat Soal UI dan UGM, Jawaban Marzuki Alie)
IRA GUSLINA SUFA | PRIBADI WICAKSONO | ANGGA SUKMA WIJAYA | AGUSSUP
Berita Terkait:
Berita Terkait:
Digugat Soal UI dan UGM, Jawaban Marzuki Alie
Mahasiswa UI Gugat Marzuki Minta Maaf via Media
Mentahkan Marzuki Alie, Korupsi Tak Terkait Alumni
Marzuki Usul Gelar Alumni yang Korupsi Dicabut
Marzuki Alie Kesandung Pernyataan 'Koruptor'
Dosen UI Protes Cara Berpikir Marzuki Alie
UGM Dituding, Sultan 'Serang' Balik Marzuki Ali
Marzuki: Koruptor Bisa dari ICMI, HMI, UI, UGM
Marzuki Alie: Koruptor Produk Perguruan Tinggi
Sebut Banyak Koruptor Lulusan UI, Marzuki Digugat
10 Pernyataan Kontroversial Marzuki Alie