TEMPO.CO, Jakarta - Investor asing dipastikan tetap tertarik dengan Indonesia, meskipun aturan bisnis di dalam negeri kian ketat, salah satunya terkait kepemilikan saham mayoritas perbankan. "Indonesia terlalu seksi," ujar Head of Global Markets, HSBC Indonesia, Ali setiawan, dalam paparan kinerja global HSBC, Selasa, 8 Mei 2012.
Aturan kepemilikan saham mayoritas tersebut, diakui Ali pasti berpengaruh terhadap prilaku asing. "Walau banyak aturan investasi, tapi tetap ada attractivenessnya, misal di pasar obligasi," ujar Ali. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih jadi daya tarik kuat. Dibanding dengan Malaysia dan Singapura yang pasarnya besar namun telah mature. Pasar di Indonesia masih sangat terbuka dan pertumbuhan ekonomi tinggi.
HSBC, kata Ali, akan mengikuti aturan-aturan bisnis di Indonesia. "Kami tidak ingin meninggalkan Indonesia, Indonesia pasar penting," ujarnya. Pihaknya telah melakukan diskusi internal dan menyiapkan sejumlah skenario mengantisipasi aturan Bank Sentral terkait kepemilikan saham mayoritas. "Ada beberapa skenario," ujarnya, enggan menjelaskan secara rinci. Saat ini, HSBC memiliki satu Bank lokal yakni Bank Ekonomi.
Secara pribadi, Ali mendukung kebijakan-kebijakan investasi yang ada. "Ini untuk kebaikan negara," ujarnya. Namun, ia mengakui investor asing pasti "sakit kepala" , misalnya terkait larangan mengekspor bahan baku. "Cost (biaya) investasi jadi lebih besar," ucapnya.
MARTHA THERTINA
Baca Juga: