TEMPO.CO, Jakarta- Insiden hilangnya pesawat Sukhoi Superjet 100 mencengangkan banyak orang. Pesawat buatan Rusia yang baru diluncurkan tahun lalu itu menawarkan berbagai kecanggihan dan kemudahan navigasi. Carlo Occhiato, Training & Flight OPS Project Manager, saat pameran dirgantara Paris Air Show 2011 mengatakan sistem kedaruratan pesawat ini canggih.
"Sistem darurat pesawat ini canggih dan mudah di kendalikan pilot. Sistemnya sangat friendly bagi pilot," kata Occhiato saat diwawancarai oleh Aviation Week.
Pesawat ini disebut-sebut memiliki desain ruang yang lebih lapang ketimbang pesawat-pesawat sekelasnya. Desain kokpitnya, yang disebut Human Centered Design, diklaim mudah dikendalikan, bahkan untuk mendaratkan saja hanya butuh satu pilot saja. Kokpitnya dirancang memudahkan navigasi.
Mesin pesawat Sukhoi Superjet 100 memakai mesin SaM146 terbaru yang dikeluarkan PowerJet. Mesin ini disebut-sebut lebih irit bahan bakar hingga 10 persen dibandingkan pesawat-pesawat pesaingnya , seperti Bombardier dan Embraer.
Pesawat ini, berdasarkan keterangan pers Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, mengudara pertama kali pada Mei 2008 dan telah menerima sertifikat kelayakan dari badan sertifikasi Rusia (Russian Certification Institute/IAC AR) pada Januari 2011. Pesawat Sukhoir Superjet-100 itu juga telah mendapatkan sertifikasi terbang dari Badan Keamanan Penerbangan Eropa (European Flight Security Agent). Sukhoi Superjet100 adalah pesawat penumpang sipil pertama yang dibuat pabrik pesawat tempur Rusia, Sukhoi.
BS | AVIATION WEEK
Video Sukhoi Superjet 100