TEMPO.CO , Wina -- Bagi pencinta kucing dan kopi, serta ketika berada di Wina, Austria, kini bisa berkunjung ke kafe kucing. Cafe Neko namanya. Kenapa disebut kafe kucing, karena si empunya membebaskan lima kucing piaraannya berkeliaran dalam warung.
"Kucing-kucing ini bebas untuk diajak main atau dipeluk," kata si empunya Cafe Neko, Alexander Thuer, Kamis, 3 Mei 2012.
Baca Juga:
Kalau si kucing lelah bermain, mereka akan menjauh dari jangkauan tamu warung. Ada yang ke pojok ruangan atau naik ke atas lemari. "Kucing-kucing itu pergi untuk tidur," ujar dia.
Thuer mendapat ide membuka kafe kucing dari istrinya yang berdarah Jepang, Takko Ishimitsu. Kata Ishimitsu, di Negeri Kimono dan beberapa negara Asia banyak kafe yang mengangkat konsep kucing. Tapi tidak dengan Eropa.
"Di Wina belum ada kafe kucing, jadi kami buka warung kopi Neko ini," ujar Thuer.
Kafe kucing pertama kali dibuka di Taiwan pada akhir 1900-an. Keberadaan warung kopi ini bertujuan memberi pendekatan ke masyarakat yang kurang bersahabat dengan hewan. Di Jepang, kafe kucing dibuka perdana pada 2004 di Osaka.
Kata seorang pengunjung, Ayumi Sekigushi, konsep kafe kucing sangat menyenangkan. "Bermain dengan kucing di Cafe Neko bisa menenangkan saya dari rutinitas," kata Sekigushi.
Tapi keberadaan kucing dalam warung kopi ini diprotes aktivis hewan. Menurut mereka, kucing akan stres jika dielus terus-menerus oleh orang tak dikenal dari pagi sampai malam. Karena itu, pemilik Cafe Neko di Jepang meminta pengunjung tidak mengganggu kucing yang sedang tidur. Lampu kafe juga diredupkan waktu malam.
Thuer membuka Cafe Neko-nya untuk umum, terutama bagi pencinta kucing. Dia juga memperkenankan pengunjung membawa kucing peliharaannya. Tapi bagi tamu yang datang bersama anjing, Thuer akan meminta piaraan itu menunggu di luar kafe.
AP | KOTAKU | CORNILA DESYANA