TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan Bisnis PT Trimarga Rekatama, Sunaryo mengakui ada pelanggaran prosedur dalam kecelakaan terbang gembira Sukhoi Superjet-100. Sunaryo menyebutkan kesalahan itu misalnya pemegang daftar manifest seharusnya tidak ikut dalam penerbangan. “Harusnya yang mencatat (manifest) tidak ikut terbang,” kata Sunaryo di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Kamis, 10 Mei 2012.
Dia menyatakan keikutsertaan pencatat manifest karena menjadi supervisi untuk Indonesia. Dia menyatakan, yang berada di dalam pesawat seharusnya mereka yang diundang oleh Trimarga.
Namun, dia tidak memungkiri ada pihak-pihak yang hadir saat acara kemudian ikut dalam terbang gembira. “Misalnya rekan-rekan wartawan,” kata dia.
Dia berharap peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Sunaryo menjelaskan, undangan kepada wartawan dilakukan lewat pesan Blackberry. Namun, dia belum bisa menjelaskan mengapa undangan hanya dilakukan lewat media ini. Dia menegaskan, mungkin saja ada wartawan yang tidak diundang datang ke acara karena mendapat info adanya kegiatan ini.
Pada saat acara, Tri Marga sebagai tuan rumah menawarkan kepada undangan untuk mengikuti terbang gembira. Daftar orang yang hadir tapi tidak masuk undangan pun akhirnya masuk daftar penumpang.
Menurut dia, inilah alasan mengapa ada perbedaan antara daftar manifest. Manifest yang pasti, kata dia, dibawa dalam penerbangan yang akhirnya jatuh di Gunung Salak, Bogor.
I WAYAN AGUS PURNOMO
Berita Terkait
Putin Ucapkan Belasungkawa kepada Korban Sukhoi
Ini Bukan Celaka Pertama Sukhoi, Tapi Terfatal
Di Rusia, Muncul Dugaan Sukhoi Dibajak
KNKT Selidiki Izin Sukhoi Turunkan Ketinggian
Tim SAR Sudah Mendekati Lokasi Sukhoi