TEMPO.CO, Jakarta – Spekulasi diizinkannya pesawat Sukhoi Superjet 100 menurunkan ketinggian dari 10 ribu ke 6.000 kaki terungkap. Mulya Abdi, Pelaksana Harian Manajer Umum Menara Pemandu Lalu Lintas Udara atau Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta, mengatakan bahwa Sukhoi diizinkan turun karena dinilai aman.
“Saat Sukhoi meminta izin turun ke 6.000 kaki, pesawat itu berada di kawasan Atang Sanjaya,” kata Mulya di kantornya kemarin. Itu wilayah aman untuk manuver. Jarak Atang Sanjaya dengan Gunung Salak sekitar 7 mil atau 12 kilometer.
Pesawat Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak saat melakukan demonstrasi penerbangan Rabu lalu. Sebanyak 45 orang berada dalam pesawat yang dikemudikan oleh pilot Aleksandr Yablontsev itu.
Mulya menjelaskan pilot Sukhoi tiga kali melakukan kontak dengan ATC Soekarno-Hatta. Pertama, saat lepas landas dari Halim Perdanakusuma. Kedua, saat izin turun ke 6.000 kaki. Ketiga, saat izin melakukan orbit (memutar) ke kanan. "ATC mengizinkan karena masih di area aman penerbangan,” katanya. Dia menegaskan pihaknya sudah menjalankan prosedur dalam memandu penerbangan Sukhoi Superjet 100.
Ketua Komisi Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi belum bisa menjelaskan penyebab kecelakaan Sukhoi. "Kami terus mencari kotak hitam pesawat Sukhoi."
AYU CIPTA | ANGGA SUKMA WIJAYA | SUKMA
Tiga Kali Kontak, Lalu Sepi
Petugas menara pengendali (Air Traffic Control atau ATC) Bandar Udara Soekarno-Hatta tiga kali berkomunikasi dengan pilot Sukhoi Superjet 100 sebelum nahas menjemput, Rabu siang lalu.
1. Pukul 14.12 WIB. ATC mengizinkan Sukhoi terbang Bogor.
2. Pilot meminta izin menurunkan pesawat dari ketinggian 10 ribu kaki ke 6.000 kaki. ATC mengizinkan karena pesawat berada di area aman Atang Sanjaya. Jarak Atang dengan Gunung Salak sekitar 8 mil.
3. Setelah menurunkan ketinggian, pilot Sukhoi meminta persetujuan orbit (berbelok memutar) ke kanan. Setelah itu, kontak dengan Sukhoi hilang.
4. Sekitar 20 menit kemudian, ditetapkan pesawat lost contact.
Cuaca
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengatakan cuaca di Bogor dan Gunung Salak pada Rabu aman untuk penerbangan. Tapi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional mencatat, dari satelit terpantau awan kumulonimbus yang rapat sampai 70 persen menjulang tinggi sampai 37 ribu kaki (11,1 km).
Data Korban:
Pukul 10.00 WIB, di lokasi kecelakaan di lereng Gunung Salak, Sukabumi, pada ketinggian 5.800 kaki, Tim SAR menemukan jasad sejumlah korban. Jasad-jasad itu dimasukkan ke dalam 12 kantong mayat.
Berita terkait
Diragukan Jika Sukhoi Turun Ketinggian karena Cuaca Buruk
Sukhoi Joy Flight, Kenapa Ambil Rute Selatan?
Pilot Sukhoi Pernah Jadi Astronot Penguji Termuda
Joy Flight Pertama, Sukhoi Tidak Lakukan Manuver
ATC Izinkan Sukhoi Turun ke 6000 Kaki
KNKT Selidiki Izin Sukhoi Turunkan Ketinggian
Sukhoi Hilang Kontak Setelah Minta Turunkan Ketinggian
Sebelum Hilang, Pilot Sukhoi Kontak Bandara Soetta
Warga Sempat Lihat Sukhoi Oleng Lintasi Tenjolaya
Kasus Sukhoi, Ada Syarat Turunkan Pesawat