TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Komando Pasukan Khas TNI Angkatan Udara, Mayor S. Tambunan, menyatakan pasukannya melihat badan pesawat Sukhoi Superjet 100 menggantung di tebing di Gunung Salak, Jawa Barat. Pesawat yang jatuh saat melakukan joy flight Rabu lalu itu berada 40 meter di atas permukaan sungai.
"Bodi utama pesawat kemungkinan masih menggantung 40 meter dari permukaan sungai," kata Tambunan di Posko Pasir Pogor, Cijeruk, Bogor, Jawa Barat, Ahad 13 Mei 2012. Menurut Tambunan, bodi pesawat itu tertimbun longsoran terbing.
Tim Tambunan merupakan pasukan pertama yang tiba di lokasi kejadian jatuhnya pesawat nahas tersebut pada Kamis lalu. Dia tiba lokasi kejadian setelah menyusuri sungai di dekat kaki puncak Gunung Salak 1 selama satu setengah jam. "Kami sampai di sungai Salak 1 pukul 10.20 WIB, kemudian langsung menyusuri sungai," kata dia.
Dia bergerak bersama seorang anak buahnya, Kopral Musidi. Anggota pasukannya yang lain harus membangun helipad untuk proses evakuasi. "Kami putuskan pecah kekuatan," kata dia. "Saya bersama Kopral Musidi turun langsung dari puncak 1 tanpa membawa peralatan."
Sukhoi Superjet 100 RA 36801 berangkat dari Landasan Udara Halim tanggal 9 Mei 2012 sekitar pukul 14.21 WIB untuk uji coba. Namun pesawat tersebut hilang kontak sekitar pukul 14.33. Saat hilang, pesawat berada di titik koordinat 06.43 menit 08 detik lintang selatan dan 106.43 menit 15 detik bujur timur di daerah Gunung Salak, perbatasan Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat. Pesawat diperkirakan mengangkut 45 penumpang, enam di antaranya warga negara Rusia.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Terkait
Trimarga Upayakan Korban Sukhoi Peroleh Asuransi Rp 1,2 Miliar
Tiga Kantong Jenazah Kembali Dikirim ke Halim
Puluhan Ambulans Evakuasi Korban Sukhoi Menganggur
Evakuasi Jenazah Pilot Sukhoi Memakan Waktu 3 Jam
Sudah 18 Kantong Jenazah Korban Sukhoi Dievakuasi