TEMPO.CO, Sidney -- Pengekspor minyak mentah terbesar, Arab Saudi, menginginkan agar harga minyak dihargai US$ 100 per barel. "Itu harga yang bagus," kata Menteri Perminyakan Ali al-Naimi, Minggu 13 Mei 2012, seperti dikutip dari Reuters. Ia ingin melihat persediaan global naik sebelum permintaan meningkat pada semester kedua tahun ini.
Jumat lalu harga minyak mentah internasional berada pada US$ 112,26 per barel, menurun dari bulan sebelumnya yang berkisar US$ 128 per barel. Penjualan harga Brent terus berada di atas US$ 100 sejak awal 2011, membuat harga bahan bakar minyak tinggi dan mengancam ekonomi global.
Naimi menuturkan Arab Saudi sedang berusaha membawa harga minyak mentah pada level tersebut. Sebagai produsen anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) terbesar, Arab Saudi menghasilkan 10,1 juta barel per hari pada April. Jumlah tersebut adalah yang terbesar selama 30 tahun terakhir karena adanya tawaran untuk memenuhi permintaan dan menekan harga minyak.
ELLIZA HAMZAH