TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines yang baru, Rudy Setyopurnomo, menegaskan perusahaan tidak akan melakukan pembelian pesawat baru sampai akhirnya load factor (keterisian penumpang) dari penerbangan yang sudah ada mencapai 80 persen.
"Kalau semuanya bekerja keras dalam hitungan bulan sudah untung. Kami tunda dulu pembelian pesawat karena load factor masih di bawah 80 persen. Kalau sudah di atas itu, kami akan berpikir lagi untuk membeli pesawat," ujar dia, Senin, 14 Mei 2012.
Pergantian direktur utama PT Merpati Airlines ternyata mendapat reaksi dari sejumlah pilot maskapai penerbangan pelat merah itu. Pilot-pilot mengancam mogok kerja karena bos perusahaan sebelumnya, Sardjono Jhonny Tjitrokusumo, dicopot.
Menanggapi reaksi pilot Merpati ini, Rudy menyatakan siap untuk menemui para pilot. Menurutnya, para pilot belum mengetahui informasi yang benar mengenai alasan penggantian direktur utama pada hari ini. "Nanti saya akan bertemu dan memberi tahu mereka," katanya.
Sebelumnya Koordinator Komite Solidaritas Penerbangan Merpati, Kapten Eman Supriatman, mengatakan para pilot akan melakukan mogok sampai aspirasi didengar dan dipatuhi Kementerian BUMN.
Pergantian direksi Merpati ini dinilai tidak berdasar. Jhony diganti karena saat ditanganinya perseroan masih tetap merugi hingga Rp 786 miliar. Padahal, kerugian itu merupakan akumulasi dari direksi sebelum Jhony menjabat.
Sedangkan Rudy menilai pengelolaan Merpati berjalan kurang baik selama ini. Setiap harinya perseroan dapat merugi Rp 2-3 miliar. Dia pun yakin kerugian itu akan berkurang, bahkan perusahaan akan memperoleh keuntungan.
Rudy yakin, setelah mendapat penjelasan, pilot akan mengerti dan tidak melakukan mogok kerja. Meski hal itu tetap terjadi, dia pun akan tetap memprioritaskan pelayanan kepada penumpang. "Saya yakin mereka (pilot) mengerti, mereka kan orang-orang yang pintar," ujarnya.
SUTJI DECILYA