TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara memberi waktu enam bulan kepada Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) Rudy Setyopurnomo untuk menyusun direksi baru. "Uji kelayakan pun tidak menutup kemungkinan dari luar Merpati,” kata Deputi Infrastruktur dan Logistik Sumaryanto Widatin kepada Tempo, Senin, 14 Mei 2012 kemarin.
Direktur utama harus segera membentuk tim impian seperti yang diharapkan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Jajaran direksi, kata Sumaryanto, akan diuji ulang agar selaras dengan misi dan visi direktur utama.
Sumaryanto menegaskan, selain merombak jajaran direksi, Kementerian meminta Rudy segera menyehatkan perusahaan. “Harus bisa memperoleh keuntungan selama enam bulan ke depan.”
Rudy dilantik menjadi Direktur Utama Merpati menggantikan Jhony Sardjono Tjitrokusumo. Penggantian direksi oleh Kementerian sempat menimbulkan reaksi dari para karyawan. Bahkan, beberapa pilot mengancam akan melakukan aksi mogok kerja.
Rudy sebelumnya menjabat Presiden Direktur PT Indonesia Airlines--maskapai penerbangan yang didirikan pada 1999 dan beroperasi pada Maret 2001. Maskapai baru ini hanya bertahan dua tahun dan tutup pada 2003.
Penggantian direksi, kata Sumaryanto, dilakukan karena manajemen sebelumnya tidak dapat menjalankan rencana bisnis yang ditetapkan. Bahkan, direksi sering kali mengeluhkan keterlambatan pencairan subsidi dari pemerintah. "Padahal kami sudah memberikan penyertaan modal negara Rp 561 miliar ke Merpati.”
Direksi juga harus mengevaluasi rute penerbangan yang dianggap kurang efektif dan kurang diberdayakan. Dari sekitar 120 rute, hanya 40 rute yang sehat. “Sementara itu, sekitar 80 rute bisa dibilang merugi,” kata Sumaryanto.
Menurut dia, direktur utama sebelumnya telah memberikan perbaikan untuk Merpati. "Namun memang belum dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.” Jika performanya selama enam bulan tidak baik, Sumaryanto melanjutkan, Kementerian akan memberhentikan Rudy dari posisinya.
Setelah dilantik, Rudy menyatakan akan berfokus pada perbaikan kinerja perusahaan. "Kalau semuanya bekerja keras, dalam hitungan bulan sudah untung.” Selama ini, kata dia, Merpati mengalami kerugian Rp 2-3 miliar per hari.
Bukan hanya itu, dia akan menunda rencana pembelian pesawat baru sampai tingkat keterisian penumpang (load factor) mencapai 80 persen. “Kalau sudah di atas itu, kami akan mempertimbangkan lagi untuk membeli pesawat.”
Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan direksi baru harus segera merestrukturisasi utang dan membuat armada lebih termanfaatkan maksimal. “Juga harus mengevaluasi sistem manajemen yang cocok untuk sebuah perusahaan yang bangkit dari kesulitan.”
Dia menyatakan telah menyiapkan posisi baru bagi mantan Direktur Utama Merpati Jhony Sardjono Tjitrokusumo. “Tentu ada kemungkinan itu karena beliau orang baik,” ujarnya kepada Tempo, Senin, 14 Mei 2012.
Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan Jhony Sardjono Tjitrokusumo atau Rudy Setyopurnomo sama bagusnya. “Siapa pun yang pimpin Merpati harus didukung direksi yang bagus,” ujarnya.
ALI NY | SUTJI DECILYA | SUNDARI
Berita Terkait:
Dahlan Iskan Tugaskan Dirut Merpati Yang Baru
Bos Baru Merpati Tunda Beli Pesawat Baru
Dahlan Iskan: Merpati Butuh Pemimpin Cakap
Rudy Jadi Dirut Mepati, Senior Vice President-nya Mundur
Rudy Setyopurnomo Resmi Jadi Dirut Merpati
Enam Bulan, Dirut Merpati Harus Uji Seluruh Direksi