TEMPO.CO , Jakarta-Juru Bicara Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan mengatakan Sukhoi Superjet 100 sempat berputar satu kali di atas Landasan Udara Atang Sanjaya. "Info yang saya dapat memang pilot Sukhoi meminta untuk orbit dan diperbolehkan Air Traffic Control (ATC)," kata dia kepada Tempo, Senin 14 Mei 2012.
Menurut dia, setelah turun dan melakukan permintaan untuk melakukan orbit, pesawat Sukhoi langsung hilang kontak dengan pihak ATC. Ia tidak tahu kalau soal melakukan putaran di gunung salak, berdasarkan info yang ia didapat melakukan putaran di daerah Semplak (Lanud Atang Sanjaya). "Diperbolehkan melakukan putaran, karena di atas Atang Sanjaya aman untuk orbit."
Pesawat Sukhoi Superjet 100 melakukan demo terbang dari Bandar Udara Halim Perdana Kusuma menuju Pelabuhan ratu, pada rabu 9 Mei. Namun saat melakukan penerbangan sekitar 15 menit menuju Pelabuhan Ratu, pesawat yang baru diproduksi pada 2011 ini putus kontak dengan pihak bandara dan mengalami kecelakaan di Gunung Salak Bogor.
Superjet 100 adalah pesawat penumpang pertama yang dikembangkan oleh Sukhoi Aircraft bekerjasama dengan perusahaan penerbangan Amerika Serikat dan Eropa, diantaranya Boeing, Snecma, Thales, Messier Dowty, Liebherr Aerospace dan Honeywell.
Pesawat ini masuk dalam kelas armada rute jarak menengah dengan kapasitas penumpang di bawah 100 orang. Jarak yang mampu diarungi yakni antara 3.048 kilometer hingga 4.578 kilometer dengan ketinggian 12.200 meter di atas permukaan laut. Selain Indonesia, beberapa negara lain yang memesan pesawat ini diantaranya Pakistan, Myanmar, Laos dan beberapa negara pecahan Uni Soviet.
AFRILIA SURYANIS
Berita lain:
Ternyata, Ini Sebab ELT Sukhoi Tak Terdeteksi
ELT Sukhoi Ditemukan Jauh dari Bangkai Pesawat
Sukhoi Menabrak Setelah Menembus Kumulonimbus
Sukhoi Superjet Sempat Memutari Gunung Salak
Perempuan Cantik dan Perempuan Tua di Gunung Salak
Kemungkinan Penyebab Jatuh Sukhoi Superjet 100
Badan Pesawat Sukhoi Ditemukan